Rabu, 17 Februari 2010

Ssireum

Ssireum adalah jenis olahraga gulat tradisional dari Korea.

Sejarah

Ssireum merupakan olahraga tertua di Korea yang sudah dipraktikkan sejak zaman prasejarah.[1] Pada masa lalu, masyarakat Korea melindungi diri daripada ancaman musuh dengan mengembangkan ilmu beladiri. Ssireum bermula dari gerakan-gerakan mencengkeram dengan tangan dan lama kelamaan gerakan baru mulai diciptakan. Pda zaman Tiga Kerajaan, ssireum dimainkan untuk kompetisi dan tujuan militer. Lukisan ssireum tergambar pada Situs Makam Goguryeo (37 SM-660 M) yang dinamakan Gakjeochong (角抵塚). Bukti tertulis paling awal menyebutkan informasi tentang ssireum adalah teks Cina dari Kitab Hou Han yang menuliskan kehidupan masyarakat Korea pada masa lampau.
Olahraga ssireum semakin menyebar dengan pesat pada masa Dinasti Joseon (1394-1910). Pada saat itu, kompetisi-kompetisi ssireum diadakan secara meriah pada hari-hari raya dan festival-festival besar di musim panas dan musim gugur. Para pemenang biasanya mendapat hadiah seperti sapi atau hasil-hasil pertanian.

Etimologi

Berdasarkan catatan dan teks sejarah, pada masa lalu ssireum disebut dengan banyak istilah seperti gakjeo, gakhui, gakryeok, gakgi, chihui, sangbak dan jaenggyo yang menjelaskan berbagai pengembangan teknik-teknik ssireum. Kata "gak" (角) berasal dari aksara Cina yang bermakna sebuah perkelahian yang saling dilakukan oleh 2 ekor hewan seperti sapi untuk mempertunjukkan kekuatan fisik. Orang Cina kuno juga menyebut teknik bergulat ala Korea dengan istilah Goguryeo-gi (高句麗技). Istilah "ssireum" mulai banyak dipakai sejak 1920-an.

Kompetisi

Kompetisi ssireum dipertandingkan di dalam lingkaran yang berdiameter sekitar 7 meter yang diberi batas gundukan pasir. Pertama-pertama dua orang pegulat saling mencengkeram sabuk pinggang (satba) milik lawannya dengan posisi berlutut, posisi ini dinamakan (baro japki). Setelah aba-aba diberikan, 2 kontestan mulai bangkit dan saling berusaha menjatuhkan. Pemenang akan ditentukan jika berhasil menjatuhkan lawan ke tanah jika yang terkena adalah bagian lutut atau bagian tubuh yang lebih tinggi di atas lutut.[2] Kemenangan seorang pegulat akan dinilai dari 3 kali kejatuhan lawan yang dianggap paling bagus.
Saat ini juga terdapat pertandingan ssireum untuk wanita yang dipertandingkan dengan peraturan yang sama dengan pertandingan ssireum pria, bedanya hanyalah pakaian yang dikenakan.
Ada 4 kelas yang biasa dipertandingkan antara lain: kelas bulu (Taebaek), kelas ringan (Geumgang), kelas ringan utama (Halla) dan berat (Baekdu). Nama kelas-kelas ini diambil dari nama 4 puncak gunung utama di Korea.
Pada zaman dahulu, para pegulat hanya mengenakan celana panjang tradisional yang memiliki gulungan tebal guna menjadi pegangan atau cengkeraman saat bertanding. Pengganti celana tradisional adalah satba, sabuk yang dikenakan di pinggang. Satba mulai dikenalkan sejak 1950-an dan celana tradisional sudah tidak dipakai lagi.
Saat ini olahraga ssireum dianggap banyak orang tidak sebagus prospek taekwondo atau hapkido yang sudah diterima di luar negeri. Liga profesional ssireum kurang digemari dan banyak pegulat yang beralih ke olahraga lain. Saat ini organisasi yang menaungi ssireum di Korea adalah Korea Ssireum Organization.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar