Minggu, 24 Oktober 2010

MENGHADAPI EPS-TOPIK KE-6

Sebentar lagi akan segera diadakan perhelatan akbar bagi para CTKI Korea,

yaitu EPS-TOPIK yang sebelumnya bernama KLPT,kemudian menjadi EPS-KLT,kemudian menjadi EPS-TOPIK, ujian kali ini adalah perhelatan ke-6 yang di selenggarakan oleh HRD KOREA, bekerja sama dengan BNP2TKI

dalam posting kali ini saya akan membagikan pengalaman saya dalam mengikuti ujianEPS-KLT yang lalu,

semakin lama,soal-soal ujian EPS-TOPIK semaki sulit,dan sekarang tak ada lagi batas kelulusan,semua bersaing untuk mendapatkan hasil yang maksimal agar masuk dalam ranking kuota,yang kali ini adalah 6000 CTKI, untuk sektor manufaktur 5000 CTKI, dan 1000 CTKI untuk konstruksi,

kemungkinan peserta ujian yang lolos adalah sekitar 125% dari jumlah itu,atau sekitar 7500 peserta, jadi untuk lolos ujian, anda dituntut untuk menjadi 7000 besar dalam perolehan nilai EPS-TOPIK kali ini,

tips dan trik menghadapi EPS-TOPIK

1. harus rajin belajar,itu yang terpenting
          caranya,anda tidak perlu menghafalkan kosa kata ataupun tata bahasa (문법), anda hanya perlu untuk berlatih dalam mengerjakan soal,silakan anda download bank soal EPS-KLT,

-  contoh soal reading klik disini untuk mendownload 
     - kunci jawaban,soal reading klik disini
-  contoh soal listening klik disini untuk mendownload
      -kunci jawaban soal listening klik disini
download sound soal listening 
      -soal listening no. 01-160
                            no. 161-360
                            no. 361-480
                            no. 481-680
                            no. 681-920
                            no. 921-960
                           



silakan anda pelajari soal2 tersebut, saat anda tidak tahu maksud dari sebuah pertanyaan jangan langsung membuka kunci jawaban,cari dulu kata2 yang belum dimengerti dalam kamus,dengan sekali saja anda membaca dan mengerjakan soal ini, saya yakin anda akan ingat, saat soal ini keluar lagi di ujian


2.orang bisa itu karena terbiasa,belajarlah untuk menyukai bahasa korea,jangan hanya menjadikan ini sebagai ambisi,tetapi harus dari hati,


3.berdo'a kepada tuhan yang maha esa supaya kita diberi kemudahan dalam menjalani ujian kali ini,


demikan yang dapat saya bagikan kepada teman-teman semua semoga bisa bermanfaat




tips dan trik EPS-TOPIK ke-6
EPS-KLT ke-6
ujian bahasa korea ke-6
 

Readmore........>>>

Rabu, 22 September 2010

Menghadapi preliminary training

saat mendapatkan kabar bahwa anda mendapatkan panggilan untuk mengikuti preliminary training janganlah amda merasa gugup, bingung, ataupun susah, bahkan anda harus merasa bersyukur,

saat mendapatkan kabar bahwa anda mendapatkan panggilan untuk mengikuti preliminary training janganlah anda merasa gugup, bingung, ataupun susah, bahkan anda harus merasa bersyukur,


untuk menghadapi preliminary training, berikut ini akan saya bagikan pengalaman saya,


1. Apa saja yang harus di bawa saat mengikuti preliminary training?


+ - baju lengan panjang putih dan celana panjang hitam (lebih baik membawa lebih dari 1 setel karena selama trining itulah yang akan anda pakai dari pagi sampai sore).


- dasi warna hitam (bisa diganti dengan warna polos gelap)

- sepatu olah raga/shinbal(1 pasang)

- sepatu semir/kudu (1 pasang)

- dokumen-dokumen (untuk di validasi) meliputi :

- asli ijazah dari SD sampai Ijazah terakhir (ijazah terakhir difotokopi legalisir 5 lbr)

- asli paspor

- asli SKCK

- asli sertifikat lolos EPS-KLT

- materai 3 lembar

- asli kutipan akta kelahiran


2. menyiapkan biaya preliminary training dengan rincian sebagai berikut :


- biaya preliminary training = Rp. 810.000

- biaya apply visa = Rp. 500.000,-

- biaya medical checkup = Rp.350.000

- biaya asuransi = Rp.800.000

- biaya kaos,buku,foto kenangan = Rp.285.000

- Biaya asrama = Rp.35.000

- biaya prpisahan = Rp.40.000 (tergantung dengan acara)

- bayar booking ticket = Rp. 3.100.000


- total keseluruhan kurang lebih Rp.6.200.000


3. apa saja yang di dapat selama training :


- makan 3X sehari,(tidak termasuk air minum)

- kamar asrama (1 kamar untuk 8 orang)

- materi pemantapan bahasa korea

- kaos, celana olah raga

- foto kenagan

- tas kecil berlogokan bendera Korea selatan dan Indonesia

- buku panduan bahasa korea

- alat tulis


Semoga posting saya kali bisa bermanfaat untuk teman-teman yang akan mengikuti preliminari training.


menghadapi preliminary training

persiapan preliminary training


Readmore........>>>

Senin, 19 Juli 2010

Festifal di Korea Selatan

  • ANDONG
The Andong International Mask Dance Festival yang berlangsung selama sekitar 10 hari dimulai pada akhir September di yangban kota Andong, di mana tradisi Konfusianisme dan warisan budaya kaya dengan preservasi yang baik. Berbagai budaya sifat berwujud dan tidak berwujud berasal dari Andong, dimana jumlah terbesar dari properti tersebut diawetkan.

The Andong International Mask Dance Festival bertujuan untuk mempromosikan tradisi dan budaya melalui program-program dan pertunjukan tari topeng, termasuk Hahoe Mask Dance, Tari Topeng Eunyul, Bukcheong Lion Game, Bongsan Mask Dance, Dongnae Yaryu, dan Suyeong Yaryu. Pengunjung akan memiliki kesempatan untuk belajar bagaimana melakukan tarian topeng dunia dan membuat topeng. Ada banyak acara-acara lain selain.

  • BORYEONG (Festifal lumpur)
The Boryeong Lumpur Festival diadakan pada bulan Juli di Boryeong di pantai barat Korea, dimana para peserta dapat mengalami manfaat dermatologis dari lumpur yang kaya mineral Boryeong sepanjang pesisir pantai Daecheon. Lebih dari 10 juta orang mengunjungi setiap tahun.

lumpur Boryeong kaya akan mineral dan bagus untuk kulit seseorang. Lumpur kualitas tinggi laut cukup terkenal untuk membuat produk kosmetik seperti lumpur mudpacks, lumpur sabun, dll

The festival Boryeong Lumpur diisi dengan menyenangkan, di mana pengunjung dapat menikmati pijat lumpur dengan lumpur bubuk kualitas dari pantai dan berenang Daecheon flat pasang surut di dekatnya. peristiwa lainnya termasuk bak mega lumpur, gulat lumpur, lumpur meluncur, sebuah penjara lumpur, lumpur pelatihan militer dan sebagainya. Oleh karena itu, salah satu festival musim panas yang paling menarik bahwa Anda tidak boleh lewatkan!

Readmore........>>>

Mata uang Korea Selatan

mata uang Korea adalah Won,(sekitar US $ 0,90/1000 Won), 5.000 dan 10.000 pecahan dalam bentuk uang kertas dan 10, 50, 100 dan 500 koin.


mata uang Korea adalah Won,(sekitar US $ 0,90/1000 Won), 5.000 dan 10.000 pecahan dalam bentuk uang kertas dan 10, 50, 100 dan 500 koin.

Secara umum, bank buka antara 9:30-16:30 Senin sampai Jumat (Hal ini berubah dari 9:00-16:00 mulai Februari 2009) ATM beroperasi 24 jam sehari. Sebagian besar toko, hotel dan restoran di Korea akan menerima kartu kredit internasional yang besar.

Namun, sangat disarankan untuk membawa uang tunai, karena banyak perusahaan kecil dan toko mungkin tidak memiliki peralatan pengolahan kartu kredit .

Baru-baru ini, $ 1 dapat ditukar dengan sekitar 1.300 Won. Kurs dapat berubah setiap saat sesuai dengan kondisi pasar.

Readmore........>>>

ditemukan mayat wanita, berusia 500tahun di Koresa selatan

Para peneliti di the Seogyeong Cultural Properties Research Institute di Seoul yakin wanita itu adalah istri pemerintah resmi tingkat tinggi selama Dinasti Joseon dan meninggal selama abad ke-16. Analisis awal dari peti kayu di mana dia dimakamkan telah menunjukkan karakter yang menunjukkan dia adalah seorang wanita penting.




Peti mati itu ditemukan di kompleks industri di Osan, Gyeonggi Propinsi di Korea Selatan. Ini berasal dari Dinasti Joseon, yang memerintah antara 1392 sampai 1910. Pakaian yang dikenakan mumi akan membantu peneliti dalam studi tentang bagaimana perempuan hidup pada zaman tersebut.

Para peneliti di the Seogyeong Cultural Properties Research Institute di Seoul yakin wanita itu adalah istri pemerintah resmi tingkat tinggi selama Dinasti Joseon dan meninggal selama abad ke-16. Analisis awal dari peti kayu di mana dia dimakamkan telah menunjukkan karakter yang menunjukkan dia adalah seorang wanita penting.



meskipun mumi biasanya terkait dengan Mesir kuno, mumifikasi adalah umum di Korea. Tidak seperti proses mumi Mesir, di Korea mayat tidak sengaja dijadikan mumi. Itu adalah fenomena yang terjadi secara alami dari cara mereka dikuburkan. Selama dinasti ini, masyarakat kelas atas dikuburkan dengan cara mencegah peluruhan tubuh.

 mereka menempatkan yang mati dalam hoegyeok, jenis makam, dan mayat dikuburkan di sisi peti mati ganda dan ditutup dengan lapisan campuran kapur yang benar-benar mengisolasi tubuh dari air dan udara

Readmore........>>>

Senin, 21 Juni 2010

Daftar Skuad Piala Dunia Timnas Korea Selatan

Pelatih Korea Selatan Huh Jong-moo memangkas skuad awal Piala Dunia 2010 menjadi 26 pemain. Siapa saja yang gagal lolos seleksi?
Tidak lama setelah menyudahi perlawanan Ekuador 2-0, Jong-moo ‘membuang’ empat pemain dari skuad bayangan Taeguk -julukan Korsel. Mereka adalah trio defender Kang Min-soo, Hwang Jae-won dan Cho Won-hee serta gelandang Kim Chi-woo.

 Korsel bakal kembali melakoni laga persahabatan melawan Jepang di Stadion Saitama, Senin (24/5/2010). Setelah itu, Park Ji-sung cs akan terbang ke Austria guna melakoni sesi latihan intensif.
Sesuai ketentuan FIFA, Jung-moo harus menyerahkan skuad akhir (23 pemain), 1 Juni 2010.
Skuad terbaru Korsel seperti dilansir Reuters, Senin (17/4/2010):

Kiper:  
Lee Woon-jae (Suwon),  
Kim Young-kwang (Ulsan),  
Jung Sung-ryong (Seongnam)

Belakang:  
Kwak Tae-hwi (Kyoto),  
Kim Dong-jin (Ulsan),  
Kim Hyung-il (Pohang),  
Oh Beom-seok (Ulsan),  
Lee Young-pyo (Al Hilal),  
Lee Jung-soo (Kashima Antlers),  
Hwang Jae-won (Pohang),
Cha Doo-ri (Freiburg),
Cho Yong-hyung (Jeju)

Tengah:  
Koo Ja-cheol (Jeju), 
Ki Sung-yong (Celtic), 
Kim Bo-kyung (Oita), 
Kim Nam-il (Tom Tomsk),
Shin Hung-min (Pohang), 
Kim Jae-sung (Pohang), 
Kim Jung-woo (Gwangju), 
Lee Chung-yong (Bolton), 
Park Ji-sung (Manchester United)

Depan:  
Park Ju-young (Monaco), 
Ahn Jung-hwan (Dalian Shide), 
Lee Seung-ryul (FC Seoul), 
Yeom Ki-hun (Suwon), 
Lee Keun-ho (Jubilo Iwata), 
Lee Dong-guk (Jeonbuk)


Readmore........>>>

TIMNAS Korea Selatan untuk Piala Dunia Dikawal Kiper Muslim [Lee Won Jee]


Korea Selatan adalah negara yang mewakili kawasan Asia Tenggara untuk bertanding di Piala Dunia 2010. Ternyata Timnas Korsel, dikawal oleh kiper muslim yang bernama Lee Won Jee. Posisi Lee Won Jee belum tergantikan sebagai kiper utama Timnas Korea Selatan hingga usaianya 37 tahun.

Dia menjadi satu dari dua pemain Piala Dunia Afrika Selatan 2010 yang ikut bermain pada Perang Dunia 1994 di Amerika Serikat. Sepanjang karirnya, dia telah memainkan lebih dari 194 pertandingan Internasional.
Lahir di Cheongju, dengan tinggi 182 cm, Lee dijuluki “Si Tangan Laba-Laba” atau “The Spider Hands” oleh para penggemarnya. Kemapuhannya mementahkan penalti pemain Spanyol pada perempat Final Piala Dunia 2002, mengantar Korsel pertama kalinya menuju babak semifinal. Gayanya yang tenang dengan sosok kekarnya, menjadikan gawang Korsel cukup sulit dibobol. 
Lee memulai debut sepak bolanya di Korean League, lewat klub Kyunghee University. Ia kemudian pindah ke klub Sangmu hingga dipanggil untuk wajib militer selama dua tahun.
Kembali ke sepak bola masuk Samsung Suwon hingga sekarang. Bersama Samsung, Lee tak kurang memainkan 264 pertandingan. Sejumlah penghargaan lewat klub maupun Timnas banyak dikoleksinya, terutama di kawasan lokal maupun Asia.
Won Jee sejak tahun 2004 menjadi seorang muslim seiring dengan perkembangan agama Islam di negeri Korsel. Ia pun tak pernah lupa untuk mngerjakan Sholat lima waktu.
Saat ini, Lee dan kawan-kawan bertekad sedikitnya menyamakan prestasi saat menjadi tuan rumah sebagai semi finalis. Untuk itu mereka harus melewati hadangan Argentina, Yunani, dan Nigeria pada babak penyisihan. Lee sendiri memiliki misi khusus untuk mencetak rekor terbanyak bermain untuk Timnas dan meberikan prestasi terbaik.


Readmore........>>>

Jumat, 11 Juni 2010

Pakaian Korea

Pakaian tradisional Korea disebut Hanbok (Korea Utara menyebut Choson-ot). Hanbok terbagi atas baju bagian atas (Jeogori), celana panjang untuk laki-laki (baji) dan rok wanita (Chima).
Orang Korea berpakaian sesuai dengan status sosial mereka sehingga pakaian merupakan hal penting. Orang-orang dengan status tinggi serta keluarga kerajaan menikmati pakaian yang mewah dan perhiasan-perhiasan yang umumnya tidak bisa dibeli golongan rakyat bawah yang hidup miskin.
Dahulu, Hanbok diklasifikasikan untuk penggunaan sehari-hari, upacara dan peristiwa-peristiwa tertentu. Hanbok untuk upacara dipakai dalam peristiwa formal seperti ulang tahun anak pertama (doljanchi), pernikahan atau upacara kematian.
Saat ini hanbok tidak lagi dipakai dalam kegiatan sehari-hari, namun pada saat-saat tertentu masih digunakan.

Readmore........>>>

Kesenian di Korea

Musik

Pertunjukkan musik tradisional Korea mementingkan improvisasi, berjalan terus-menerus, serta sedikit jeda dalam setiap pertunjukkannya. Pansori contohnya, dapat berlangsung sampai lebih dari 8 jam dengan hanya satu penyanyi.
Kontras dengan perbedaan alunan musik barat, sebagian besar pertunjukkan musik tradisonal Korea dimulai dari gerakan (alunan) yang paling lambat sampai paling cepat.
Musik istana, Jeongak, pada zaman dahulu dipentaskan oleh masyarakat kelas atas. Jeongak dimainkan dengan sangat lambat, dengan hanya satu ketukan dalam setiap 3 detik. Ketukan ini diselaraskan dengan kecepatan nafas, sehingga berasa statis (monoton). Alat musik yang digunakan dalam pementasan Jeongak dibuat dari bahan alam, sehingga suaranya lembut dan tenang. Hampir semua alat musik tiup dibuat dari bambu, sedangkan alat musik petik memiliki senar yang dibuat dari sutra.
Pungmul adalah jenis musik rakyat Korea yang kencang dan ekspresif. Pungmul dikategorikan dalam jenis minsogak atau musik rakyat kebanyakan.
Alat musik tradisional Korea dapat dibagi menjadi alat musik tiup, petik (memiliki senar), dan perkusi. Beberapa jenis alat musik tiup: piri, taepyeongso, daegeum, danso, saenghwang dan hun. Alat musik petik: kayageum, geomungo, ajaeng, serta haegeum.
Alat musik perkusi tradisional Korea sangat beragam, seperti kwaenggwari, jing, buk, janggu, bak, pyeonjong, dan sebagainya.


Tarian

Seperti halnya musik, ada perbedaan dalam bentuk tarian antara rakyat kelas atas (tarian istana) dan kelas rakyat biasa. Tarian istana yang umum contohnya jeongjaemu yang dipentaskan dalam pesta kerajaan, ilmu yang dipentaskan dalam upacara Konfusius. Jeongjaemu dibagi dalam jenis yang asli dari Korea (hyangak jeongjae) dan jenis yang dibawa dari Tiongkok (dangak jeongjae). Tarian lainnya adalah tarian Shamanisme yang dipentaskan oleh dukun dalam upacara-upacara tertentu.

 

Lukisan

Lukisan paling awal yang ditemukan di Semenanjung Korea adalah jenis petroglif yang berasal dari zaman prasejarah. Dengan datangnya kebudayaan dan agama Buddha dari Cina, maka teknik melukis menjadi semakin beragam, namun tidak menghilangkan cara asli.
Objek-objek yang biasa dilukis umumnya dipengaruhi alam, contohnya pemandangan, bunga dan burung. Lukisan digambar dengan tinta diatas kertas pohon mulberi atau sutera.
Pada abad ke 18 berbagai teknik baru dikembangkan, terutama dalam menulis indah (kaligrafi) dan ukiran-ukiran cap.



Kerajinan tangan

Kerajinan tangan Korea umumnya dibuat untuk digunakan dalam kehidupan dan kegiatan sehari-hari. Bahan-bahan yang digunakan dalam pembuatan kerajinan khas Korea umumnya metal, kayu, kain, tanah liat, kaca, kulit dan kertas.
Artefak kerajinan prasejarah seperti tembikar merah dan hitam memiliki banyak kesamaan dengan tembikar Tiongkok kuno yang ditemukan di sekitar wilayah kebudayaan Sungai Kuning.
Dalam masa dinasti Goryeo, pembuatan kerajinan yang menggunakan bahan perunggu kuningan (logam) kuningan berkembang pesat. Selain itu dinasti ini juga terkenal akan kerajinan seladon (keramik) yang indah.
Pembuatan kerajinan pada masa Dinasti Joseon berkembang pesat yakni kerajinan keramik, ukiran kayu, serta benda-benda furnitur.

Tembikar dan keramik

Penggunaan tanah liat dalam masyarakat Korea sudah berlangsung sejak zaman neolitikum dalam bentuk pembuatan tembikar dan keramik. Kerajinan tembikar berkembang pesat pada masa Tiga Kerajaan terutama di kerajaan Silla. Untuk membuat seladon (cheongja) berwarna, digunakanlah proses deoksidasi, dimana seladon dibakar dalam tungku yang dibuat khusus. Permukaan seladon dihiasi dengan berbagai ukir-ukiran.
Seladon khas Dinasti Goryeo, yang berwarna giok hijau, sangat terkenal hingga saat ini. Dinasti Joseon juga mengembangkan kerajinan keramik putihnya (baekja). Beberapa dari keramik-keramik ini kini dijadikan harta nasional Korea Selatan.

Rumah

Masyarakat tradisional Korea memilih tempat tinggal berdasarkan geomansi. Orang Korea meyakini bahwa beberapa bentuk topografi atau suatu tempat memiliki energi baik dan buruk (dalam konsep eum dan yang) yang harus diseimbangkan. Geomansi mempengaruhi bentuk bangunan, arah, serta bahan-bahan yang digunakan untuk membangunnya.
Rumah menurut kepercayaan mereka harus dibangun berlawanan dengan gunung dan menghadap selatan untuk menerima sebanyak mungkin cahaya matahari. Cara ini masih sering dijumpai dalam kehidupan modern saat ini.
Rumah tradisional Korea (biasanya rumah bangsawan atau orang kaya) dipilah menjadi bagian dalam (anchae), bagian untuk pria (sarangchae), ruang belajar (sarangbang) dan ruang pelayan (haengrangbang). Besar rumah dipengaruhi oleh kekayaan suatu keluarga.
Rumah-rumah ini memiliki penghangat bawah tanah yang disebut ondol yang berfungsi saat musim dingin.

Taman

Taman korea adalah bentuk atau rancangan taman tradisional khas Korea. Walau taman Korea amat dipengaruhi konsep taman Cina, rancang bangunnya memiliki keunikan tersendiri.
Karakterisitik taman Korea adalah kesederhanaan, alami dan tidak dipaksakan untuk mengikuti suatu aturan khusus. Dibanding taman Cina dan taman Jepang yang memiliki banyak elemen pelengkap karena konsep mengimitasikan pemandangan asli, taman Korea mungkin lebih tampak kurang akan unsur pelengkap.
Taman Korea sangat mencolok dan sederhana karena selalu terdapat kolam teratai dengan bangunan paviliun di dekatnya. Kolam dihubungkan dengan aliran alami yang bagi orang Korea sangat indah untuk dipandang.
Taman-taman yang terkenal:
  • Poseokjeong dan Anapji, taman dari Silla, terletak di Gyeongju
  • Huwon, yang berada di dalam kompleks istana Changdeok di Seoul

Readmore........>>>

Makanan Khas Korea

Seperti kebanyakan kelompok-kelompok etnis di seluruh dunia, Korea Selatan telah mengembangkan makanan mereka sendiri sesuai sejarah budaya mereka yang unik dan iklim. Tidak hanya memiliki batas-batas geografis yang terpisah dari tetangganya sehingga berdampak pada budaya makanan bangsa korea, tapi empat musim juga mempengaruhi makanan Korea Selatan.

Korea merasa yakin bahwa makanan harus diselaraskan dengan rempah-rempah alam dan bahwa makanan seimbang pada siang hari baik untuk kesehatan. Sebagian juga berpikir bahwa sarapan adalah makan yang paling penting saat ini. Karena latar belakang pertanian mereka dan tradisi Konfusian, Korea sangat mementingkan pengaturan meja yang tepat dan etiket meja, dan mereka memiliki makanan khusus untuk musim yang berbeda dan untuk festival musiman.

Makanan khas Korea yang disebut "pekpan" terdiri dari nasi, makanan pokok setiap makanan Korea, sup dan lauk pauk yang besar dan banyak, salah satunya adalah "kimch'i".Ketan manis menyertai setiap makan dan dapat polos atau dibumbui. Soup juga banyak disajikan. piring lainnya termasuk makanan laut, daging atau unggas, sayuran, rempah-rempah dan akar.

Makanannya diatur indah di atas meja, setiap orang mendapat porsi individu dari semua piring, kadang-kadang sebanyak 15-20. Semua hidangan yang disajikan bersama-sama dan Anda membantu diri Anda sendiri dari setiap piring dengan menggunakan sumpit atau sendok.

Karena Korea memiliki empat musim yang khas, sayuran segar tidak selalu tersedia, terutama selama bulan-bulan musim dingin. Alasan inilah yang menyebabkan perkembangan kimch'i, yang tanpa diragukan lagi, yang paling terkenal dari masakan Korea. Kimch'i adalah bumbu yang disajikan dengan setiap makanan. Informasi, literatur, bahan, dan peralatan yang berhubungan dengan kimch'i dari zaman kuno sampai saat ini, disimpan dan dipamerkan di Museum Myongga Kimch'i.


Kimch'i

Kimch'i adalah hidangan sayur fermentasi tradisional yang merupakan lauk yang paling dasar di setiap makan Korea. Fermentasi dari sayuran yang berbeda digunakan, dilengkapi dengan ikan asin dan bumbu lainnya, memberikan rasa yang unik. Kimch'i dapat disimpan untuk waktu yang lama dan pada awalnya dimasukkan ke dalam guci dari tanah liat dan dikubur di musim gugur untuk memungkinkan fermentasi untuk digunakan di seluruh bulan-bulan musim dingin. rasanya pedas dan berbumbu dimaksudkan untuk merangsang nafsu makan. Ini adalah hidangan bergizi, memberikan vitamin, asam laktat dan mineral, yang kurang dalam makanan musim dingin.

Ada lebih dari 100 jenis kimch'i. Beberapa jenis yang lebih umum adalah sebagai berikut.










Keunikan tiap Daerah
Berbagai daerah di Korea Selatan memiliki jenis makanan tertentu yang telah menjadi favorit daerah. Setelah menjaadi ibu kota selama lebih dari 600 tahun, piring Seoul telah menjadi sinonim untuk makanan Korea. Kelimpahan barang makanan yang dibawa dari seluruh penjuru negeri telah menciptakan berbagai resep luar biasa . Salah satu yang paling dikenal dan pasti salah satu hidangan paling lezat adalah pulgogi. Pulgogi adalah potongan tipis daging sapi dengan saus kedelai, bawang putih, bawang merah, gula, dan lada hitam. Anda dapat memasak hidangan ini di meja Anda sendiri menggunakan  gas grill (seperti barbeque) Untuk memakannya, Anda mengambil daun selada, dan taruh sejumlah kecil daging, nasi, sayuran, beberapa daun wijen , dll ke atas daun selada ini kemudian dilipat dansiap untuk disantap.

profinsi Cholla-Do adalah
daerah yang terkenal untuk sejumlah makanan. Sebuah masakan bervariasi dan mewah telah dikembangkan dari produk-produk mewah yang subur Honaam Plain dan dari laut di selatan dan barat. Satu yang special adalah pibimbap (nasi dengan sayur-sayuran. Pibimbap dibuat dengan menambahkan sayuran yang telah dibumbui dan diaduk ke nasi dan saus lada merah Biasanya
ditambahkan tauge. Itu sering disajikan dengan semangkuk sup tauge. Setiap wilayah Korea terdiri dari produk sendiri  pibimbap nya, membuat masing-masing unik Tolsot (pot batu) pibimbap. disajikan panas di pot batu yang membuat nasi dan sayuran hangat semua ketika Anda makan.
   

 Makanan Untuk Acara-acar Khusus
Hari libur tradisional Korea telah dikembangkan sesuai dengan waktu tahun dan musim, di bawah pengaruh kehidupan pertanian pedesaan, Buddha dan Konghucu, dan masih memiliki makna yang sangat signifikan dalam kehidupan sehari-hari orang Korea.

Chonwol Ch'ohru / Sollal -tahun baru Imlek
Pada hari pertama tahun baru, kebudayaan Korea mengadakan upacara peringatan untuk nenek moyang mereka, setelah itu mereka melakukan sebae, upacara formal untuk menghormati orang tua mereka, sebagai ucapan Tahun Baru. Makanan yang paling umum dimakan pada hari ini adalah ttok kuk, atau sup kue beras, dan dikatakan bahwa seseorang tidak bisa menjadi satu tahun lebih tua jika mereka tidak makan ttok kuk pada Hari Tahun Baru. Hari-hari ini, banyak orang lebih suka ttok-Mandu kuk, yang merupakan sup kue beras.. makanan populer lainnya dimakan pada Tahun Baru Imlek adalah chapch'ae (mie dengan daging dan sayuran), yakshik (beras manis), pindaettok (panekuk kacang hijau), kayu manis shik'e (punch beras), dan sujonggwa (rasa punch kesemek). 


Chusok- Korean Thanksgiving
Thanksgiving dan Tahun Baru Imlek adalah dua liburan terbesar dalam kehidupan orang-orang Korea. Ttok (kue beras) dibuat dengan beras yang baru dipanen, dan hanya-memilih buah-buahan dan kacang-kacangan seperti kesemek, chestnut. tanggal Cina digunakan dalam upacara peringatan untuk nenek moyang ketika Korea mengunjungi makam leluhur mereka. Khusus makanan yang dimakan selama Ch'usok adalah songp'yon (kue beras berbentuk bulan saabit), buah yang baru dipetik, toran-t'ang (sup talas) dan-i lagu (jamur).

Readmore........>>>

Sabtu, 24 April 2010

Tips Menghadapi Majikan di Korea

Sebelum menjadi seorang Tenaga Kerja Indonesia (TKI) di Korea Selatan, ada baiknya jika Anda mengetahui adat dan kebiasaan masyarakat di Korea Selatan. Dengan mengetahui adat kebiasaan tersebut, maka Anda akan lebih mudah beradaptasi terutama pada tahap awal kedatangan Anda di sana.
Sebelum menjadi seorang Tenaga Kerja Indonesia (TKI) di Korea Selatan, ada baiknya jika Anda mengetahui adat dan kebiasaan masyarakat di Korea Selatan. Dengan mengetahui adat kebiasaan tersebut, maka Anda akan lebih mudah beradaptasi terutama pada tahap awal kedatangan Anda di sana.

Inilah beberapa kebiasaan masyarakat Korea Selatan:

* Waktu pertama datang, biasanya disuguhkan minuman beralkohol sebagai penghargaan pada TKI (Welcome Drink). Untuk menghadapinya, TKI bisa menerima dahulu minuman tersebut baru kemudian diletakkan dan kemudian minta minuman ringan lainnya. Minuman beralkohol merupakan hal yang biasa di Korea baik untuk pria maupun wanita.
* Orang Korea bertemperamen tinggi, kasar sehingga untuk mendisiplinkan orang asing sering dengan bicara yang sangat keras, seperti orang marah diselingi makian dan kadang tangan memegang atau mendorong kepala TKI dimana hal tersebut dianggap hal biasa.
* Makanan yang disantap orang Korea umumnya banyak yang mengandung Babi.
* Makan di dalam kamar merupakan hal yang tabu, karena dipercayai membuat rejeki tidak akan masuk atau menjauhkan dari rejeki.
* Korea adalah negara yang sangat beretiket, oleh karenanya sopan santun antara atasan dan bawahan sangat perlu dijaga.
* Dalam berhadapan dengan pimpinan dan orang yang dihormati, saat pertama kali bertemu harus memberikan salam dengan baik sambil menunduk 45 derajat.
* Dalam menerima atau menyerahkan sesuatu harus selalu dengan dua tangan.
* Selalu mengucapkan terima kasih sewaktu menerima sesuatu atau bantuan.
* Selalu membiasakan diri memberi salam, selamat datang, selamat tinggal, selamat bekerja.
* Tidak merokok di bus, mobil, subway, taksi, di tempat bekerja, di depan orang tua dan di tempat dilarang merokok lainnya.
* Meminta maaf ketika salah tanpa harus memperbanyak alasan.
* Mengakui kesalahan dengan sportif.
* Membiasakan antri dan tidak bergerombol apalagi berisik.
* Merupakan hal yang biasa bagi orang Korea menegur atau membentak, kadang memaki bawahannya langsung saat itu juga bila melakukan kesalahan sekecil apapun.
* Selesai marah atau dimarahi, orang Korea tidak menyimpan dendam di hati, persoalan berhenti sampai saat itu juga.
* Saling membantu antara yunior dan senior.
* Sewaktu makan jangan mengeluarkan suara yang keras yang bisa mengganggu orang lain dan tidak boleh menggunakan tangan, tetapi harus dengan sumpit atau sendok makan.
* Orang Korea sudah terbiasa dengan minum-minuman keras sebagai pelepas stress, membina persahabatan dan untuk kesehatan.
* Sebagian besar masyarakat Korea mempunyai pandangan bahwa bila kita minum bersama sampai mabuk maka tidak ada rahasia lagi di antara mereka, dan mereka akan saling percaya dan bersahabat.
* Untuk menghilangkan stress dan penat mereka juga biasa pergi ke Kafe atau bar untuk minum.
* Masyarakat Korea mempunyai sikap disiplin yang tinggi dan rajin bekerja.
* Orang Korea terbiasa taat pada atasan, sigap, cepat dan menunjukkan kerja yang baik.


Readmore........>>>

Selasa, 13 April 2010

about Korea, (Tentang Korea Selatan)

An independent Korean state or collection of states has existed almost continuously for several millennia. Between its initial unification in the 7th century - from three predecessor Korean states - until the 20th century, Korea existed as a single independent country. In 1905, following the Russo-Japanese War, Korea became a protectorate of imperial Japan, and in 1910 it was annexed as a colony. Korea regained its independence following Japan's surrender to the United States in 1945. After World War II, a Republic of Korea (ROK) was set up in the southern half of the Korean Peninsula while a Communist-style government was installed in the north (the DPRK). During the Korean War (1950-53), US troops and UN forces fought alongside soldiers from the ROK to defend South Korea from DPRK attacks supported by China and the Soviet Union. An armistice was signed in 1953, splitting the peninsula along a demilitarized zone at about the 38th parallel. Thereafter, South Korea achieved rapid economic growth with per capita income rising to roughly 14 times the level of North Korea. In 1993, KIM Young-sam became South Korea's first civilian president following 32 years of military rule. South Korea today is a fully functioning modern democracy. In June 2000, a historic first North-South summit took place between the South's President KIM Dae-jung and the North's leader KIM Jong Il. In October 2007, a second North-South summit took place between the South's President ROH Moo-hyun and the North Korean leader. Harsh rhetoric and unwillingness by North Korea to engage with President LEE Myung-bak following his February 2008 inauguration has strained inter-Korean relations. 

An independent Korean state or collection of states has existed almost continuously for several millennia. Between its initial unification in the 7th century - from three predecessor Korean states - until the 20th century, Korea existed as a single independent country. In 1905, following the Russo-Japanese War, Korea became a protectorate of imperial Japan, and in 1910 it was annexed as a colony. Korea regained its independence following Japan's surrender to the United States in 1945. After World War II, a Republic of Korea (ROK) was set up in the southern half of the Korean Peninsula while a Communist-style government was installed in the north (the DPRK). During the Korean War (1950-53), US troops and UN forces fought alongside soldiers from the ROK to defend South Korea from DPRK attacks supported by China and the Soviet Union. An armistice was signed in 1953, splitting the peninsula along a demilitarized zone at about the 38th parallel. Thereafter, South Korea achieved rapid economic growth with per capita income rising to roughly 14 times the level of North Korea. In 1993, KIM Young-sam became South Korea's first civilian president following 32 years of military rule. South Korea today is a fully functioning modern democracy. In June 2000, a historic first North-South summit took place between the South's President KIM Dae-jung and the North's leader KIM Jong Il. In October 2007, a second North-South summit took place between the South's President ROH Moo-hyun and the North Korean leader. Harsh rhetoric and unwillingness by North Korea to engage with President LEE Myung-bak following his February 2008 inauguration has strained inter-Korean relations. 


Geography
Strategic location on Korea Strait
Location: Eastern Asia, southern half of the Korean Peninsula bordering the Sea of Japan and the Yellow Sea
Geographic coordinates: 37 00 N, 127 30 E
Area: total: 99,720 sq km land: 96,920 sq km water: 2,800 sq km

Size comparison: slightly larger than Indiana
Land Boundaries: total: 238 km border countries: North Korea 238 km
Coastline: 2,413 km
Maritime claims: territorial sea: 12 nm; between 3 nm and 12 nm in the Korea Strait contiguous zone: 24 nm exclusive economic zone: 200 nm continental shelf: not specified
Climate: temperate, with rainfall heavier in summer than winter
Terrain: mostly hills and mountains; wide coastal plains in west and south
Elevation extremes: lowest point: Sea of Japan 0 m highest point: Halla-san 1,950 m
Natural resources: coal, tungsten, graphite, molybdenum, lead, hydropower potential
Land use: arable land: 16.58% permanent crops: 2.01% other: 81.41% (2005)
Irrigated land: 8,780 sq km (2003)
Natural hazards: occasional typhoons bring high winds and floods; low-level seismic activity common in southwest
Current Environment Issues: air pollution in large cities; acid rain; water pollution from the discharge of sewage and industrial effluents; drift net fishing
International Environment Agreements: party to: Antarctic-Environmental Protocol, Antarctic-Marine Living Resources, Antarctic Treaty, Biodiversity, Climate Change, Climate Change-Kyoto Protocol, Desertification, Endangered Species, Environmental Modification, Hazardous Wastes, Law of the Sea, Marine Dumping, Ozone Layer Protection, Ship Pollution, Tropical Timber 83, Tropical Timber 94, Wetlands, Whaling signed, but not ratified: none of the selected agreements
People
Population: 48,508,972 (July 2009 est.) country comparison to the world: 25
Age structure: 0-14 years: 16.8% (male 4,278,581/female 3,887,516) 15-64 years: 72.3% (male 17,897,053/female 17,196,840) 65 years and over: 10.8% (male 2,104,589/female 3,144,393) (2009 est.)
Median age: total: 37.3 years male: 36 years female: 38.5 years (2009 est.)
Population growth rate: 0.266% (2009 est.)
Birth rate: 8.93 births/1,000 population (2009 est.)
Death rate: 5.94 deaths/1,000 population (July 2009 est.)
Net migration rate: -0.33 migrant(s)/1,000 population (2009 est.)
Sex ratio: at birth: 1.07 male(s)/female under 15 years: 1.1 male(s)/female 15-64 years: 1.04 male(s)/female 65 years and over: 0.67 male(s)/female total population: 1 male(s)/female (2009 est.)
Infant mortality rate: total: 4.26 deaths/1,000 live births male: 4.49 deaths/1,000 live births female: 4.02 deaths/1,000 live births (2009 est.)
Life expectancy at birth: total population: 78.72 years male: 75.45 years female: 82.22 years (2009 est.)
Total fertility rate: 1.21 children born/woman (2009 est.)
HIV/AIDS - adult prevalence rate: less than 0.1% (2007 est.)
HIV/AIDS - people living with HIV/AIDS: 13,000 (2007 est.)
HIV/AIDS - deaths: fewer than 500 (2007 est.)
Nationality: noun: Korean(s) adjective: Korean
Ethnic groups: homogeneous (except for about 20,000 Chinese)
Religions: Christian 26.3% (Protestant 19.7%, Roman Catholic 6.6%), Buddhist 23.2%, other or unknown 1.3%, none 49.3% (1995 census)
Languages: Korean, English widely taught in junior high and high school
Literacy: definition: age 15 and over can read and write total population: 97.9% male: 99.2% female: 96.6% (2002)
 Government
Country name: conventional long form: Republic of Korea conventional short form: South Korea local long form: Taehan-min'guk local short form: Han'guk abbreviation: ROK
Government type: republic
Capital: name: Seoul geographic coordinates: 37 33 N, 126 59 E time difference: UTC+9 (14 hours ahead of Washington, DC during Standard Time)
Administrative divisions: 9 provinces (do, singular and plural) and 7 metropolitan cities (gwangyoksi, singular and plural) provinces: Cheju-do, Cholla-bukto (North Cholla), Cholla-namdo (South Cholla), Ch'ungch'ong-bukto (North Ch'ungch'ong), Ch'ungch'ong-namdo (South Ch'ungch'ong), Kangwon-do, Kyonggi-do, Kyongsang-bukto (North Kyongsang), Kyongsang-namdo (South Kyongsang) metropolitan cities: Inch'on-gwangyoksi, Kwangju-gwangyoksi, Pusan-gwangyoksi, Soul-t'ukpyolsi, Taegu-gwangyoksi, Taejon-gwangyoksi, Ulsan-gwangyoksi
Independence: 15 August 1945 (from Japan)
National holiday: Liberation Day, 15 August (1945)
Constitution: 17 July 1948; note - amended or rewritten nine times; current constitution approved on 29 October 1987
Legal system: combines elements of continental European civil law systems, Anglo-American law, and Chinese classical thought; has not accepted compulsory ICJ jurisdiction
Suffrage: 19 years of age; universal
Executive branch: chief of state: President LEE Myung-bak (since 25 February 2008) head of government: Prime Minister CHUNG Un-chan (since 30 September 2009) cabinet: State Council appointed by the president on the prime minister's recommendation elections: president elected by popular vote for a single five-year term; election last held 19 December 2007 (next to be held in December 2012); prime minister appointed by president with consent of National Assembly election results: LEE Myung-bak elected president on 19 December 2007; percent of vote - LEE Myung-bak (GNP) 48.7%; CHUNG Dong-young (UNDP) 26.1%); LEE Hoi-chang (independent) 15.1; others 10.1%
Legislative branch: unicameral National Assembly or Kukhoe (299 seats; 245 members elected in single-seat constituencies, 54 elected by proportional representation; to serve four-year terms) elections: last held 9 April 2008 (next to be held in April 2012) election results: percent of vote by party - NA; seats by party - GNP 172, UDP 83, LFP 20, Pro-Park Alliance 8, DLP 5, CKP 1, independents 9
Judicial branch: Supreme Court (justices appointed by the president with consent of National Assembly); Constitutional Court (justices appointed by the president based partly on nominations by National Assembly and Chief Justice of the court)
Political parties and leaders: Democratic Party or DP [CHUNG Sye-kyun] (formerly the United Democratic Party or UDP); Democratic Labor Party or DLP [KANG Ki-kap]; Grand National Party or GNP [CHUNG Mong-joon]; Liberty Forward Party or LFP [LEE Hoi-chang]; New Progressive Party or NPP [ROH Hoe-chan]; Pro-Park Alliance or PPA [SUH Choung-won]; Renewal Korea Party or RKP [SONG Yong-o]
Political pressure groups and leaders: Federation of Korean Industries; Federation of Korean Trade Unions; Korean Confederation of Trade Unions; Korean National Council of Churches; Korean Traders Association; Korean Veterans' Association; National Council of Labor Unions; National Democratic Alliance of Korea; National Federation of Farmers' Associations; National Federation of Student Associations
International organization participation: ADB, AfDB (nonregional member), APEC, APT, ARF, ASEAN (dialogue partner), Australia Group, BIS, CICA, CP, EAS, EBRD, FAO, G-20, IADB, IAEA, IBRD, ICAO, ICC, ICCt, ICRM, IDA, IEA, IFAD, IFC, IFRCS, IHO, ILO, IMF, IMO, IMSO, Interpol, IOC, IOM, IPU, ISO, ITSO, ITU, ITUC, LAIA, MIGA, MINURSO, NEA, NSG, OAS (observer), OECD, OPCW, OSCE (partner), Paris Club (associate), PCA, PIF (partner), SAARC (observer), UN, UNCTAD, UNESCO, UNHCR, UNIDO, UNIFIL, UNMIL, UNMIS, UNMOGIP, UNOCI, UNWTO, UPU, WCL, WCO, WFTU, WHO, WIPO, WMO, WTO, ZC
Diplomatic representation in the US: chief of mission: Ambassador HAN Duck-soo chancery: 2450 Massachusetts Avenue NW, Washington, DC 20008 telephone: [1] (202) 939-5600 FAX: [1] (202) 387-0205 consulate(s) general: Agana (Guam), Atlanta, Boston, Chicago, Honolulu, Houston, Los Angeles, New York, San Francisco, Seattle
Diplomatic representation from the US: chief of mission: Ambassador Kathleen STEPHENS embassy: 32 Sejongno, Jongno-gu, Seoul 110-710 mailing address: US Embassy Seoul, APO AP 96205-5550 telephone: [82] (2) 397-4114 FAX: [82] (2) 738-8845
 Economy
Since the 1960s, South Korea has achieved an incredible record of growth and global integration to become a high-tech industrialized economy. Four decades ago, GDP per capita was comparable with levels in the poorer countries of Africa and Asia. In 2004, South Korea joined the trillion dollar club of world economies, and currently is among the world's twenty largest economies. Initially, this success was achieved by a system of close government and business ties including directed credit and import restrictions. The government promoted the import of raw materials and technology at the expense of consumer goods, and encouraged savings and investment over consumption. The Asian financial crisis of 1997-98 exposed longstanding weaknesses in South Korea's development model including high debt/equity ratios and massive foreign borrowing. GDP plunged by 6.9% in 1998, then recovered by 9% in 1999-2000. Korea adopted numerous economic reforms following the crisis, including greater openness to foreign investment and imports. Growth moderated to about 4-5% annually between 2003 and 2007. With the global economic downturn in late 2008, South Korean GDP growth slowed to 2.2% in 2008 and declined 0.8% in 2009. In the third quarter of 2009, the economy began to recover, in large part due to export growth, low interest rates, and an expansionary fiscal policy. The South Korean economy's long term challenges include a rapidly aging population, inflexible labor market, and overdependence on manufacturing exports to drive economic growth.
GDP (purchasing power parity):GDP (purchasing power parity): $1.343 trillion (2009 est.) $1.354 trillion (2008 est.) $1.325 trillion (2007 est.) note: data are in 2009 US dollars
GDP (official exchange rate):GDP (official exchange rate): $800.3 billion (2009 est.)
GDP - real growth rate: -0.8% (2009 est.) 2.2% (2008 est.) 5.1% (2007 est.)
GDP - per capita (PPP):GDP - per capita (PPP): $27,700 (2009 est.) $28,000 (2008 est.) $27,500 (2007 est.) note: data are in 2009 US dollars
GDP - composition by sector: agriculture: 3% industry: 39.4% services: 57.6% (2008 est.)
Labor force: 24.37 million (2009 est.)
Labor force - by occupation: agriculture: 7.2% industry: 25.1% services: 67.7% (2007)
Unemployment rate: 4.1% (2009 est.) 3.175% (2008 est.)
Population below poverty line: 15% (2003 est.)
Household income or consumption by percentage share: lowest 10%: 2.7% highest 10%: 24.2% (2007)
Distribution of family income - Gini index: 31.3 (2007) 35.8 (2000)
Inflation rate (consumer prices):Inflation rate (consumer prices): 2.8% (2009 est.) 4.7% (2008 est.)
Investment (gross fixed):Investment (gross fixed): 28.2% of GDP (2009 est.)
Budget: revenues: $191.5 billion expenditures: $227.2 billion (2009 est.)
Public debt: 28% of GDP (2009 est.) 24.4% of GDP (2008 est.)
Agriculture - products: rice, root crops, barley, vegetables, fruit; cattle, pigs, chickens, milk, eggs; fish
Industries: electronics, telecommunications, automobile production, chemicals, shipbuilding, steel
Industrial production growth rate: -7.5% (2009 est.)
Electricity - production: 440 billion kWh (2008 est.)
Electricity - consumption: 385.1 billion kWh (2008 est.)
Electricity - exports: 0 kWh (2008 est.)
Electricity - imports: 0 kWh (2008 est.)
Oil - production: 30,440 bbl/day (2008 est.)
Oil - consumption: 2.175 million bbl/day (2008 est.)
Oil - exports: 800,000 bbl/day note: exports consist of oil derivatives (gasoline, light oil, and diesel), not crude oil (2008 est.)
Oil - imports: 2.982 million bbl/day (2008 est.)
Oil - proved reserves: 0 bbl
Natural gas - production: 443 million cu m (2008 est.)
Natural gas - consumption: 34.76 billion cu m (2008 est.)
Natural gas - exports: 0 cu m (2008 est.)
Natural gas - imports: 36.21 billion cu m (2008 est.)
Natural gas - proved reserves: 50 billion cu m (1 January 2008 est.)
Current account balance: $30.38 billion (2009 est.) $-6.349 billion (2008 est.)
Exports: $355.1 billion (2009 est.) $433.5 billion (2008 est.)
Exports - commodities: semiconductors, wireless telecommunications equipment, motor vehicles, computers, steel, ships, petrochemicals
Exports - partners: China 21.4%, US 10.9%, Japan 6.6%, Hong Kong 4.6% (2008)
Imports: $313.4 billion (2009 est.) $427.4 billion (2008 est.)
Imports - commodities: machinery, electronics and electronic equipment, oil, steel, transport equipment, organic chemicals, plastics
Imports - partners: China 17.7%, Japan 14%, US 8.9%, Saudi Arabia 7.8%, UAE 4.4%, Australia 4.1% (2008)
Reserves of foreign exchange and gold: $245.9 billion (31 December 2009 est.) $201.2 billion (31 December 2008 est.)
Debt - external: $333.6 billion (31 December 2009 est.) $381.1 billion (31 December 2008 est.)
Stock of direct foreign investment - at home: $86 billion (31 December 2009 est.) $124.2 billion (31 December 2008 est.)
Stock of direct foreign investment - abroad: $NA (31 December 2009 est.) $74.6 billion (30 June 2008)
Market value of publicly traded shares: $494.6 billion (31 December 2008) $1.124 trillion (31 December 2007) $835.2 billion (31 December 2006)
Exchange rates: South Korean won (KRW) per US dollar - 1,296.88 (2009), 1,101.7 (2008), 929.2 (2007), 954.8 (2006), 1,024.1 (2005)
Communications
Telephones in use: 21.325 million (2008) country comparison to the world: 13
Cellular Phones in use: 45.607 million (2008)
Telephone system: general assessment: excellent domestic and international services featuring rapid incorporation of new technologies domestic: fixed-line and mobile-cellular services wide available with a combined telephone subscribership of roughly 140 per 100 persons; rapid assimilation of a full range of telecommunications technologies leading to a boom in e-commerce international: country code - 82; numerous submarine cables provide links throughout Asia, Australia, the Middle East, Europe, and US; satellite earth stations - 66
Radio broadcast stations: AM 96, FM 322, shortwave 1 (2008)
Television broadcast stations: 57 (plus 103 cable operators and 119 relay cable operators) (2008)
Internet country code: .kr
Internet hosts: 301,270 (2009)
Internet users: 37.476 million (2008)
Transportation
Airports: 116 (2009) country comparison to the world: 53
Airports (paved runways): total: 72 over 3,047 m: 3 2,438 to 3,047 m: 22 1,524 to 2,437 m: 13 914 to 1,523 m: 12 under 914 m: 22 (2009)
Airports (unpaved runways): total: 44 914 to 1,523 m: 2 under 914 m: 42 (2009)
Heliports: 516 (2009)
Pipelines: gas 1,423 km; refined products 827 km (2008)
Railways: total: 3,381 km standard gauge: 3,381 km 1.435-m gauge (1,843 km electrified) (2008)
Roadways: total: 103,029 km paved: 80,642 km (includes 3,367 km of expressways) unpaved: 22,387 km (2008)
Waterways: 1,608 km (most navigable only by small craft) (2008)
Merchant marine: total: 812 by type: bulk carrier 212, cargo 226, carrier 2, chemical tanker 133, container 80, liquefied gas 33, passenger 5, passenger/cargo 26, petroleum tanker 61, refrigerated cargo 16, roll on/roll off 9, specialized tanker 4, vehicle carrier 5 foreign-owned: 31 (China 1, Japan 20, Norway 2, UK 1, US 7) registered in other countries: 363 (Belize 1, Cambodia 22, China 1, Cyprus 1, Honduras 6, Hong Kong 3, Kiribati 2, Liberia 3, Malta 2, Marshall Islands 10, Mongolia 1, Netherlands 1, Panama 303, Russia 1, Singapore 3, Tuvalu 1, unknown 2) (2008)
Ports and terminals: Inch'on, P'ohang, Pusan, Ulsan
 Military

Military branches: Republic of Korea Army, Navy (includes Marine Corps), Air Force (2009)
Military service age and obligation: 20-30 years of age for compulsory military service, with middle school education required; conscript service obligation - less than 22 months (Army, Marines), approx. 25 months (Air Force) (to be reduced to 18 months beginning 2016); 18-26 years of age for voluntary military service; women, in service since 1950, admitted to 7 service branches, including infantry, but excluded from artillery, armor, anti-air, and chaplaincy corps; some 4,000 women serve as commissioned and noncommissioned officers, approx. 2.3% of all officers (2009)
Manpower available for military service: males age 16-49: 13,691,809 females age 16-49: 13,029,859 (2008 est.)
Manpower fit for military service: males age 16-49: 10,991,263 females age 16-49: 10,356,604 (2009 est.)


Readmore........>>>

Sepintas Tentang Tanah Air-Ku (about my country, Indonesia)

The Dutch began to colonize Indonesia in the early 17th century; Japan occupied the islands from 1942 to 1945. Indonesia declared its independence after Japan's surrender, but it required four years of intermittent negotiations, recurring hostilities, and UN mediation before the Netherlands agreed to transfer sovereignty in 1949. Indonesia's first free parliamentary election after decades of repressive rule took place in 1999. Indonesia is now the world's third-largest democracy, the world's largest archipelagic state, and home to the world's largest Muslim population. Current issues include: alleviating poverty, improving education, preventing terrorism, consolidating democracy after four decades of authoritarianism, implementing economic and financial reforms, stemming corruption, holding the military and police accountable for past human rights violations, addressing climate change, and controlling avian influenza. In 2005, Indonesia reached a historic peace agreement with armed separatists in Aceh, which led to democratic elections in Aceh in December 2006. Indonesia continues to face a low intensity separatist movement in Papua. 

The Dutch began to colonize Indonesia in the early 17th century; Japan occupied the islands from 1942 to 1945. Indonesia declared its independence after Japan's surrender, but it required four years of intermittent negotiations, recurring hostilities, and UN mediation before the Netherlands agreed to transfer sovereignty in 1949. Indonesia's first free parliamentary election after decades of repressive rule took place in 1999. Indonesia is now the world's third-largest democracy, the world's largest archipelagic state, and home to the world's largest Muslim population. Current issues include: alleviating poverty, improving education, preventing terrorism, consolidating democracy after four decades of authoritarianism, implementing economic and financial reforms, stemming corruption, holding the military and police accountable for past human rights violations, addressing climate change, and controlling avian influenza. In 2005, Indonesia reached a historic peace agreement with armed separatists in Aceh, which led to democratic elections in Aceh in December 2006. Indonesia continues to face a low intensity separatist movement in Papua. 


Geography
Archipelago of 17,508 islands (6,000 inhabited); straddles equator; strategic location astride or along major sea lanes from Indian Ocean to Pacific Ocean
Location: Southeastern Asia, archipelago between the Indian Ocean and the Pacific Ocean
Geographic coordinates: 5 00 S, 120 00 E
Area: total: 1,904,569 sq km land: 1,811,569 sq km water: 93,000 sq km

Size comparison: slightly less than three times the size of Texas
Land Boundaries: total: 2,830 km border countries: Timor-Leste 228 km, Malaysia 1,782 km, Papua New Guinea 820 km
Coastline: 54,716 km
Maritime claims: measured from claimed archipelagic straight baselines territorial sea: 12 nm exclusive economic zone: 200 nm
Climate: tropical; hot, humid; more moderate in highlands
Terrain: mostly coastal lowlands; larger islands have interior mountains
Elevation extremes: lowest point: Indian Ocean 0 m highest point: Puncak Jaya 5,030 m
Natural resources: petroleum, tin, natural gas, nickel, timber, bauxite, copper, fertile soils, coal, gold, silver
Land use: arable land: 11.03% permanent crops: 7.04% other: 81.93% (2005)
Irrigated land: 45,000 sq km (2003)
Natural hazards: occasional floods; severe droughts; tsunamis; earthquakes; volcanoes; forest fires
Current Environment Issues: deforestation; water pollution from industrial wastes, sewage; air pollution in urban areas; smoke and haze from forest fires
International Environment Agreements: party to: Biodiversity, Climate Change, Climate Change-Kyoto Protocol, Desertification, Endangered Species, Hazardous Wastes, Law of the Sea, Ozone Layer Protection, Ship Pollution, Tropical Timber 83, Tropical Timber 94, Wetlands signed, but not ratified: Marine Life Conservation
People
Population: 240,271,522 (July 2009 est.) country comparison to the world: 4
Age structure: 0-14 years: 28.1% (male 34,337,341/female 33,162,207) 15-64 years: 66% (male 79,549,569/female 78,918,321) 65 years and over: 6% (male 6,335,208/female 7,968,876) (2009 est.)
Median age: total: 27.6 years male: 27.1 years female: 28.1 years (2009 est.)
Population growth rate: 1.136% (2009 est.)
Birth rate: 18.84 births/1,000 population (2009 est.)
Death rate: 6.25 deaths/1,000 population (July 2009 est.)
Net migration rate: -1.24 migrant(s)/1,000 population (2009 est.)
Sex ratio: at birth: 1.05 male(s)/female under 15 years: 1.03 male(s)/female 15-64 years: 1.01 male(s)/female 65 years and over: 0.8 male(s)/female total population: 1 male(s)/female (2009 est.)
Infant mortality rate: total: 29.97 deaths/1,000 live births male: 34.93 deaths/1,000 live births female: 24.77 deaths/1,000 live births (2009 est.)
Life expectancy at birth: total population: 70.76 years male: 68.26 years female: 73.38 years (2009 est.)
Total fertility rate: 2.31 children born/woman (2009 est.)
HIV/AIDS - adult prevalence rate: 0.2% (2007 est.)
HIV/AIDS - people living with HIV/AIDS: 270,000 (2007 est.)
HIV/AIDS - deaths: 8,700 (2007 est.)
Nationality: noun: Indonesian(s) adjective: Indonesian
Ethnic groups: Javanese 40.6%, Sundanese 15%, Madurese 3.3%, Minangkabau 2.7%, Betawi 2.4%, Bugis 2.4%, Banten 2%, Banjar 1.7%, other or unspecified 29.9% (2000 census)
Religions: Muslim 86.1%, Protestant 5.7%, Roman Catholic 3%, Hindu 1.8%, other or unspecified 3.4% (2000 census)
Languages: Bahasa Indonesia (official, modified form of Malay), English, Dutch, local dialects (the most widely spoken of which is Javanese)
Literacy: definition: age 15 and over can read and write total population: 90.4% male: 94% female: 86.8% (2004 est.)
Government
Country name: conventional long form: Republic of Indonesia conventional short form: Indonesia local long form: Republik Indonesia local short form: Indonesia former: Netherlands East Indies, Dutch East Indies
Government type: republic
Capital: name: Jakarta geographic coordinates: 6 10 S, 106 49 E time difference: UTC+7 (12 hours ahead of Washington, DC during Standard Time) note: Indonesia is divided into three time zones
Administrative divisions: 30 provinces (provinsi-provinsi, singular - provinsi), 2 special regions* (daerah-daerah istimewa, singular - daerah istimewa), and 1 special capital city district** (daerah khusus ibukota); Aceh*, Bali, Banten, Bengkulu, Gorontalo, Jakarta Raya**, Jambi, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Kalimantan Barat, Kalimantan Selatan, Kalimantan Tengah, Kalimantan Timur, Kepulauan Bangka Belitung, Kepulauan Riau, Lampung, Maluku, Maluku Utara, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, Papua, Papua Barat, Riau, Sulawesi Barat, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tengah, Sulawesi Tenggara, Sulawesi Utara, Sumatera Barat, Sumatera Selatan, Sumatera Utara, Yogyakarta* note: following the implementation of decentralization beginning on 1 January 2001, the 465 regencies and municipalities have become the key administrative units responsible for providing most government services
Independence: 17 August 1945 (declared); 27 December 1949 (by the Netherlands) note: in August 2005, the Netherlands announced it recognized de facto Indonesian independence on 17 August 1945
National holiday: Independence Day, 17 August (1945)
Constitution: August 1945; abrogated by Federal Constitution of 1949 and Provisional Constitution of 1950, restored 5 July 1959; series of amendments concluded in 2002
Legal system: based on Roman-Dutch law, substantially modified by indigenous concepts and by new criminal procedures and election codes; has not accepted compulsory ICJ jurisdiction
Suffrage: 17 years of age; universal and married persons regardless of age
Executive branch: chief of state: President Susilo Bambang YUDHOYONO (since 20 October 2004); Vice President BOEDIONO (since 20 October 2009); note - the president is both the chief of state and head of government head of government: President Susilo Bambang YUDHOYONO (since 20 October 2004); Vice President BOEDIONO (since 20 October 2009) cabinet: Cabinet appointed by the president elections: president and vice president are elected for five-year terms (eligible for a second term) by direct vote of the citizenry; last held on 8 July 2009 (next to be held in 2014) election results: Susilo Bambang YUDHOYONO elected president; percent of vote - Susilo Bambang YUDHOYONO 60.8%, MEGAWATI Sukarnoputri 26.8%, Jusuf KALLA 12.4%
Legislative branch: People's Consultative Assembly (Majelis Permusyawaratan Rakyat or MPR) is the upper house, consists of members of DPR and DPD, has role in inaugurating and impeaching the president and in amending the constitution, does not formulate national policy; House of Representatives or Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) (560 seats, members elected to serve five-year terms), formulates and passes legislation at the national level; House of Regional Representatives (Dewan Perwakilan Daerah or DPD), constitutionally mandated role includes providing legislative input to DPR on issues affecting regions elections: last held 9 April 2009 (next to be held in 2014) election results: percent of vote by party - PD 20.9%, GOLKAR 14.5%, PDI-P 14.0%, PKS 7.9%, PAN 6.0%, PPP 5.3%, PKB 4.9%, GERINDRA 4.5%, HANURA 3.8%, others 18.2%; seats by party - PD 148, GOLKAR 107, PDI-P 94, PKS 57, PAN 46, PPP 37, PKB 28, GERINDRA 26, HANURA 17 note: 29 other parties received less than 2.5% of the vote so did not obtain any seats; because of election rules, the number of seats won does not always follow the percentage of votes received by parties
Judicial branch: Supreme Court or Mahkamah Agung is the final court of appeal but does not have the power of judicial review (justices are appointed by the president from a list of candidates selected by the legislature); in March 2004 the Supreme Court assumed administrative and financial responsibility for the lower court system from the Ministry of Justice and Human Rights; Constitutional Court or Mahkamah Konstitusi (invested by the president on 16 August 2003) has the power of judicial review, jurisdiction over the results of a general election, and reviews actions to dismiss a president from office; Labor Court under supervision of Supreme Court began functioning in January 2006; the Anti-Corruption Court has jurisdiction over corruption cases brought by the independent Corruption Eradication Commission
Political parties and leaders: Democrat Party or PD [Hadi UTOMO]; Functional Groups Party or GOLKAR [Aburizal BAKRIE]; Great Indonesia Movement Party or GERINDRA [SUHARDI]; Indonesia Democratic Party-Struggle or PDI-P [MEGAWATI Sukarnoputri]; National Awakening Party or PKB [Muhaiman ISKANDAR]; National Mandate Party or PAN [Sutrisno BACHIR]; People's Conscience Party or HANURA [WIRANTO]; Prosperous Justice Party or PKS [Luthfi Hasan SHAQ]; United Development Party or PPP [Suryadharma ALI]
Political pressure groups and leaders: Commission for the "Disappeared" and Victims of Violence or KontraS; Indonesia Corruption Watch or ICW; Indonesian Forum for the Environment or WALHI; Islamic Defenders Front or FPI; People's Democracy Fortress or Bendera
International organization participation: ADB, APEC, APT, ARF, ASEAN, BIS, CICA (observer), CP, EAS, FAO, G-15, G-20, G-77, IAEA, IBRD, ICAO, ICC, ICRM, IDA, IDB, IFAD, IFC, IFRCS, IHO, ILO, IMF, IMO, IMSO, Interpol, IOC, IOM (observer), IPU, ISO, ITSO, ITU, ITUC, MIGA, MONUC, NAM, OIC, OPCW, PIF (partner), UN, UNAMID, UNCTAD, UNESCO, UNIDO, UNIFIL, UNMIL, UNMIS, UNWTO, UPU, WCL, WCO, WFTU, WHO, WIPO, WMO, WTO
Diplomatic representation in the US: chief of mission: Ambassador SUDJADNAN Parnohadiningrat chancery: 2020 Massachusetts Avenue NW, Washington, DC 20036 telephone: [1] (202) 775-5200 FAX: [1] (202) 775-5365 consulate(s) general: Chicago, Houston, Los Angeles, New York, San Francisco
Diplomatic representation from the US: chief of mission: Ambassador Cameron R. HUME embassy: Jalan 1 Medan Merdeka Selatan 4-5, Jakarta 10110 mailing address: Unit 8129, Box 1, FPO AP 96520 telephone: [62] (21) 3435-9000 FAX: [62] (21) 3435-9922 consulate(s) general: Surabaya
Economy
Indonesia, a vast polyglot nation, has weathered the global financial crisis relatively smoothly because of its heavy reliance on domestic consumption as the driver of economic growth. Although the economy slowed significantly from the 6%-plus growth rate recorded in 2007 and 2008, expanding at 4% in the first half of 2009, Indonesia outperformed its regional neighbors and joined China and India as the only G20 members posting growth during the crisis. The government used fiscal stimulus measures and monetary policy to counter the effects of the crisis and offered cash transfers to poor families; in addition, campaign spending in advance of legislative and presidential elections in April and July helped buoy consumption. The government made economic advances under the first administration of President YUDHOYONO, introducing significant reforms in the financial sector, including tax and customs reforms, the use of Treasury bills, and capital market development and supervision. Indonesia's debt-to-GDP ratio in recent years has declined steadily because of increasingly robust GDP growth and sound fiscal stewardship. Indonesia still struggles with poverty and unemployment, inadequate infrastructure, corruption, a complex regulatory environment, and unequal resource distribution among regions. YUDHOYONO's reelection, with respected economist BOEDIONO as his vice president, suggests broad continuity of economic policy, although the start of their term has been marred by corruption scandals. The government in 2010 faces the ongoing challenge of improving Indonesia's insufficient infrastructure to remove impediments to economic growth, while addressing climate change mitigation and adaptation needs, particularly with regard to conserving Indonesia's forests and peatlands.
GDP (purchasing power parity):GDP (purchasing power parity): $968.5 billion (2009 est.) $927.7 billion (2008 est.) $874.4 billion (2007 est.) note: data are in 2009 US dollars
GDP (official exchange rate):GDP (official exchange rate): $514.9 billion (2009 est.)
GDP - real growth rate: 4.4% (2009 est.) 6.1% (2008 est.) 6.3% (2007 est.)
GDP - per capita (PPP):GDP - per capita (PPP): $4,000 (2009 est.) $3,900 (2008 est.) $3,700 (2007 est.) note: data are in 2009 US dollars
GDP - composition by sector: agriculture: 14.4% industry: 47.1% services: 38.5% (2009 est.)
Labor force: 113.3 million (2009 est.)
Labor force - by occupation: agriculture: 42.1% industry: 18.6% services: 39.3% (2006 est.)
Unemployment rate: 7.7% (2009 est.) 8.4% (2008 est.)
Population below poverty line: 17.8% (2006)
Household income or consumption by percentage share: lowest 10%: 3% highest 10%: 32.3% (2005)
Distribution of family income - Gini index: 39.4 (2005) 37 (2001)
Inflation rate (consumer prices):Inflation rate (consumer prices): 5% (2009 est.) 9.9% (2008 est.)
Investment (gross fixed):Investment (gross fixed): 27.1% of GDP (2009 est.)
Budget: revenues: $83.77 billion expenditures: $97.24 billion (2009 est.)
Public debt: 29.8% of GDP (2009 est.) 29.3% of GDP (2008 est.)
Agriculture - products: rice, cassava (tapioca), peanuts, rubber, cocoa, coffee, palm oil, copra; poultry, beef, pork, eggs
Industries: petroleum and natural gas, textiles, apparel, footwear, mining, cement, chemical fertilizers, plywood, rubber, food, tourism
Industrial production growth rate: 2% (2009 est.)
Electricity - production: 134.4 billion kWh (2007 est.)
Electricity - consumption: 119.3 billion kWh (2007 est.)
Electricity - exports: 0 kWh (2008 est.)
Electricity - imports: 0 kWh (2008 est.)
Oil - production: 1.051 million bbl/day (2008 est.)
Oil - consumption: 1.564 million bbl/day (2008 est.)
Oil - exports: 85,000 bbl/day (2008 est.)
Oil - imports: 671,000 bbl/day (2007 est.)
Oil - proved reserves: 3.99 billion bbl (1 January 2009 est.)
Natural gas - production: 70 billion cu m (2008 est.)
Natural gas - consumption: 36.5 billion cu m (2008 est.)
Natural gas - exports: 33.5 billion cu m (2008 est.)
Natural gas - imports: 0 cu m (2008 est.)
Natural gas - proved reserves: 3.001 trillion cu m (1 January 2009 est.)
Current account balance: $10.7 billion (2009 est.) $604 million (2008 est.)
Exports: $115.6 billion (2009 est.) $139.3 billion (2008 est.)
Exports - commodities: oil and gas, electrical appliances, plywood, textiles, rubber
Exports - partners: Japan 20.2%, US 9.5%, Singapore 9.4%, China 8.5%, South Korea 6.7%, India 5.2%, Malaysia 4.7% (2008)
Imports: $86.6 billion (2009 est.) $116 billion (2008 est.)
Imports - commodities: machinery and equipment, chemicals, fuels, foodstuffs
Imports - partners: Singapore 16.9%, China 11.8%, Japan 11.7%, Malaysia 6.9%, US 6.1%, South Korea 5.4%, Thailand 4.9% (2008)
Reserves of foreign exchange and gold: $62.59 billion (31 December 2009 est.) $51.64 billion (31 December 2008 est.)
Debt - external: $150.7 billion (31 December 2009 est.) $155.1 billion (31 December 2008 est.)
Stock of direct foreign investment - at home: $73.02 billion (31 December 2009 est.) $67.3 billion (31 December 2008 est.)
Stock of direct foreign investment - abroad: $10.51 billion (31 December 2009 est.) $6.656 billion (31 December 2008 est.)
Market value of publicly traded shares: $98.76 billion (31 December 2008) $211.7 billion (31 December 2007) $138.9 billion (31 December 2006)
Exchange rates: Indonesian rupiah (IDR) per US dollar - 10,399.2 (2009), 9,698.9 (2008), 9,143 (2007), 9,159.3 (2006), 9,704.7 (2005
Communications
Telephones in use: 30.378 million (2008) country comparison to the world: 10
Cellular Phones in use: 140.578 million (2008)
Telephone system: general assessment: domestic service fair, international service good domestic: interisland microwave system and HF radio police net; domestic satellite communications system; coverage provided by existing network has been expanded by use of over 200,000 telephone kiosks many located in remote areas; mobile cellular subscribership growing rapidly international: country code - 62; landing point for both the SEA-ME-WE-3 and SEA-ME-WE-4 submarine cable networks that provide links throughout Asia, the Middle East, and Europe; satellite earth stations - 2 Intelsat (1 Indian Ocean and 1 Pacific Ocean)
Radio broadcast stations: AM 678, FM 43, shortwave 82 (1998)
Television broadcast stations: 54 local TV stations (11 national TV networks; each with its group of local transmitters) (2006)
Internet country code: .id
Internet hosts: 865,309 (2009)
Internet users: 30 million (2008)
Transportation
Airports: 683 (2009) country comparison to the world: 10
Airports (paved runways): total: 164 over 3,047 m: 4 2,438 to 3,047 m: 18 1,524 to 2,437 m: 51 914 to 1,523 m: 56 under 914 m: 35 (2009)
Airports (unpaved runways): total: 519 1,524 to 2,437 m: 5 914 to 1,523 m: 25 under 914 m: 489 (2009)
Heliports: 36 (2009)
Pipelines: condensate 735 km; condensate/gas 73 km; gas 5,797 km; oil 5,721 km; oil/gas/water 12 km; refined products 1,370 km; water 44 km (2008)
Railways: total: 8,529 km narrow gauge: 8,529 km 1.067-m gauge (565 km electrified) (2008)
Roadways: total: 391,009 km paved: 216,714 km unpaved: 174,295 km (2005)
Waterways: 21,579 km (2008)
Merchant marine: total: 971 by type: bulk carrier 54, cargo 514, chemical tanker 35, container 80, liquefied gas 7, passenger 44, passenger/cargo 68, petroleum tanker 143, refrigerated cargo 2, roll on/roll off 10, specialized tanker 10, vehicle carrier 4 foreign-owned: 43 (China 2, France 1, Germany 1, Japan 6, Norway 1, Philippines 1, Singapore 27, Taiwan 2, UAE 2) registered in other countries: 114 (Bahamas 2, Cambodia 2, China 1, Hong Kong 7, Liberia 2, Mongolia 1, Panama 31, Singapore 66, unknown 2) (2008)
Ports and terminals: Banjarmasin, Belawan, Ciwandan, Kotabaru, Krueg Geukueh, Palembang, Panjang, Sungai Pakning, Tanjung Perak, Tanjung Priok
Military

Military branches: Indonesian Armed Forces (Tentara Nasional Indonesia, TNI): Army (TNI-Angkatan Darat (TNI-AD)), Navy (TNI-Angkatan Laut (TNI-AL); includes marines, naval air arm), Air Force (TNI-Angkatan Udara (TNI-AU)), National Air Defense Command (Kommando Pertahanan Udara Nasional (Kohanudnas)) (2009)
Military service age and obligation: 18 years of age for selective compulsory and voluntary military service; 2-year conscript service obligation, with reserve obligation to age 45 (officers); Indonesian citizens only (2008)
Manpower available for military service: males age 16-49: 63,800,825 females age 16-49: 61,729,717 (2008 est.)
Manpower fit for military service: males age 16-49: 52,997,922 females age 16-49: 52,503,046 (2009 est.)

Readmore........>>>