Selasa, 23 Februari 2010

Han-Geul (Korean Alphabet)

The Korean language belongs to the Altaic language family like Mongolian and Japanese. There are about 75 million people in the world who speak Korean, and according to a statistical ranking done in 2002, Korean is the 13th most spoken language in the world. Hangeul is the Korean writing system. It is similar to the Latin alphabet, inasmuch as each individual symbol represents a single sound, not an idea.
As with many languages, Hangeul is written left to right. However, instead of each individual symbol being written next to each other on the same horizontal line, the symbols are grouped into characters, and each character consists of at least one consonant and one vowel symbol, representing a syllable. Thus a word of three syllables is written in Hangeul with three characters, each one composed of individual consonant and vowel symbols.
Hangeul was devised by King Sejong the Great (r. 1418-1450), who wanted his people to have a writing system of their own. At that time, the learned and noble people wrote in classical Chinese.

Korean Vowels and Consonants

Hangeul (한글, the Korean alphabet) consists of symbols representing 14 basic consonants and 10 basic vowels, which can be combined to make all the sounds used in the Korean language.

* Vowels:




Click here to learn the vowels in more detail



* Consonants:




Click here to learn the consonants in more detail



How to write Hangeul characters
When we write Hangeul in a syllabic unit, there are six different ways to combine the vowel and consonant symbols. As illustrated in the following diagram, the individual Hangeul are arranged and proportioned to fit neatly into a square box, and are always read left to right, then top to bottom.
          CV               CV                 CVV              CVC               CVCC        CVVC

(where C = consonant and V = vowel)

Readmore........>>>

Sejarah Nasional Korea

  1. gojoseon 
  2. Tiga Kerajaan dan Gaya 
  3. Silla Bersatu Dengan Balhae
  4. Goryeo 
  5. Joseon 
  6. Pendudukan Jepang dan Gerakan Kemerdekaan Korea 
  7. Berdirinya Republik Korea

Readmore........>>>

Lee Myung Bak (President of Republic of Korea)





2005
Honorary Doctor of Economics, Mokpo National University, Mokpo, Korea


2005
Honorary Doctor of Economics, National University of Mongolia,
Ulaanbaatar, Mongolia


2004
Honorary Doctor, Eurasia University, Astana, Republic of Kazakhstan


2004
Honorary Doctor of Business Administration, Sogang University, Seoul, Korea


1999
Visiting Scholar, The George Washington University, Washington D.C., USA


1998
Honorary Doctor of Physical Science, Korea National University of Physical Education, Seoul, Korea

1965 B.A. in Business Administration, Korea University, Seoul, Korea






2008
President of the Republic of Korea


2007
Presidential Candidate of the Grand National Party


2006
Founder and Executive Chairman of Anguk Forum


2002-2006
Mayor of Seoul


2001
Commissioner, Subcommittee on Future Competitiveness, National Reform Committee, Grand National Party


1996-1998
Assemblyman of the 15th National Assembly


1992-1996
Assemblyman of the 14th National Assembly


1977-1992
CEO of ten different affiliated companies of the Hyundai Group (including Hyundai Construction & Engineering, Incheon Steel, etc.)





[Economic Activities]

1989
Deputy Chairman of Korea-USSR Economic Association


1990
Executive Director of Korea Electric Association


1983
Vice President of Korea Management Association


1982-1992
Deputy Chairman of Korea Chamber of Commerce & Industries


1982
Chief of Construction Division, Economic Cooperation Committee in Southeast Asian Countries


1980
Vice President of International Contractors Association of Korea


1980
Vice President of Korea Atomic Industry Forum Inc.


[Diplomatic Activities]

2000-2007
Economic Advisor to Hun Sen, the Prime Minister of the Kingdom of Cambodia


1992-Present
Honorary Ambassador of Arkansas State, USA


1991
Chairman of Economic Committee for Northeast Asia
(Member nations: Republic of Korea, Democratic People's Republic of Korea, Japan, China, Russia & Mongolia)


1986-1999
Honorary Consul General of the Kingdom of Bhutan to Korea


[Social Activities]

2001-Present
Advisor to Overseas Korean Traders Association (OKTA)


2000-2002
President of Asia-Pacific Environmental Non-Governmental Organization in Korea


1994-Present
Founder & Chairman of East Asia Foundation


1993
Chairman of the World Federation of Korean Association of Commerce


[Sports Activities]

1984
Bureau Member of FINA (La Federation Internationale de Natation)


1982-92
Executive Member of the Korean Olympic Committee


1981-92
President of the Korea Amateur Swimming Federation






2007
TIME Hero of the Environment


2005
Personality of the year 2005 awarded by fDi Magazine, affiliate magazine of the Financial Times


1999
Selected as one of the 30 Business Leaders in Korea in the 20th Century by Maeil Economic Daily & Federation of Korean Industries


1998
Selected as one of the 50 Leaders Contributing to National Development by Chosun Ilbo


1985
Granted the Order of Industrial Service Merit, Gold Tower


1984
Granted the Order of Civil Merit





2007
My Mother


2007
Unwavering Promise


2005
Cheonggyecheon Flows to the Future


2002
See Hope When Everyone Else Talks of Despair


1995
There Is No Such Thing as a Myth





Family
Married to Kim Yoon-ok with one son and three daughters


Religion
Elder at Somang Presbyterian Church, Seoul, Korea

Readmore........>>>

Berdirinya Republik Korea

Korea bergembira atas kekalahan Jepang di Perang Dunia II  Namun, kegembiraan mereka hanya berumur pendek. Pembebasan tidak langsung membawa kemerdekaan bagi orang-orang Korea yang telah berjuang begitu keras. Sebaliknya, ia menghasilkan sebuah negara yang dibagi dengan perbedaan ideologis yang muncul disebabkan oleh Perang Dingin. Korea berupaya untuk membentuk sebuah pemerintahan independen. merasa frustrasi pasukan AS menduduki setengah bagian selatan semenanjung dan pasukan Soviet menguasai utara.
Pada November 1947, Majelis Umum PBB menyetujui sebuah resolusi yang menyerukan pemilihan umum di Korea di bawah pengawasan Komisi PBB.
Namun, Uni Soviet menolak untuk mematuhi resolusi dan menyangkal Komisi PBB akses ke bagian utara Korea. Majelis Umum PBB kemudian mengadopsi resolusi lain menyerukan agar pemilihan di daerah yang dapat diakses ke komisi.
Pemilu pertama di Korea dilakukan pada 10 Mei 1948, di daerah selatan paralel ke-38. Ini paralel datang untuk membagi Semenanjung Korea menjadi Utara dan Selatan.
Syngman Rhee terpilih sebagai Presiden pertama Republik Korea tahun 1948. Sementara itu, di utara dari paralel ke-38, sebuah rezim komunis dibentuk di bawah pimpinan Kim Il-sung. Pada 25 Juni 1950, Korea Utara meluncurkan invasi skala penuh dari Selatan, memicu tiga tahun perang yang menarik di Amerika Serikat, Cina dan pasukan asing lainnya. Keseluruhan semenanjung hancur oleh konflik. Sebuah gencatan senjata ditandatangani pada bulan Juli 1953.
Korea berorientasi pada pertumbuhan, ekspor-dipimpin pembangunan ekonomi sejak tahun 1960-an itu begitu luar biasa sehingga diterima ungkapan "Miracle di Sungai Han-gang" pada 1970-an. Selanjutnya, Seoul-24 berhasil menjadi tuan rumah Olimpiade pada tahun 1988 dan Korea menjadi tuan rumah bersama Piala Dunia 2002 final sepak bola dengan Jepang. Melalui kesempatan ini, Korea telah menunjukkan kepada dunia warisan budaya yang kaya dan cinta seni, serta teknologi modern. Tahun 1950-an, Korea peringkat di antara negara-negara termiskin. Hari ini, ekonomi adalah sekitar 13 terbesar di dunia, dan bangsa ditentukan untuk menjadi pemimpin ekonomi global di seluruh milenium baru.
Republik Korea terus mengikuti jalan menuju matang demokrasi dan ekonomi pasar. Meskipun warisan Perang Dingin masih tertinggal di semenanjung ini, Korea hari ini siap untuk membuat ekonomi baru tinggal landas. Para Korea juga bekerja ke arah struktur yang tahan lama perdamaian di semenanjung dan mempromosikan kesejahteraan umum Selatan dan Korea Utara melalui perdamaian, rekonsiliasi dan kerjasama.

Readmore........>>>

Pendudukan Jepang dan Gerakan Kemerdekaan Korea

Pada abad ke-19, Korea tetap menjadi "Kerajaan Pertapa," keras kepala menentang tuntutan Barat untuk hubungan diplomatik dan perdagangan. Seiring waktu, beberapa negara Asia dan Eropa dengan ambisi imperialistis saling bersaing untuk pengaruh atas Semenanjung Korea. Jepang, setelah memenangkan perang melawan Cina dan Rusia, paksa menduduki Korea dan mendirikan pemerintahan kolonial pada tahun 1910.
Kolonial merangsang patriotisme Korea. Korea intelektual yang marah oleh Jepang resmi kebijakan asimilasi, yang bahkan melarang bahasa korea-korea pendidikan di sekolah-sekolah. Pada tanggal 1 Maret 1919, demonstrasi damai menyerukan kemerdekaan tersebar di seluruh negeri. Pejabat-pejabat Jepang dengan kejam ditekan para demonstran dan para pendukung mereka, menyembelih ribuan.
Meskipun gagal, 1 Maret Gerakan Kemerdekaan ikatan yang kuat menciptakan identitas nasional dan patriotisme antara Korea. Gerakan menyebabkan pembentukan Pemerintahan Sementara di Shanghai, Cina, serta perjuangan bersenjata yang terorganisasi melawan penjajah Jepang di Manchuria. Gerakan Kemerdekaan masih diperingati di antara Korea setiap tanggal 1 Maret yang ditetapkan sebagai hari libur nasional.
Selama masa kolonial, eksploitasi ekonomi Jepang Korea terus. Kehidupan Korea memburuk di bawah pemerintahan kolonial sampai akhir Perang Dunia II pada tahun 1945.

Readmore........>>>

Joseon


Pada tahun 1392, Jenderal Yi Seong-gye mendirikan dinasti baru yang disebut Choson. Penguasa awal dari Joseon, dalam rangka melawan pengaruh Buddha yang dominan selama masa Goryeo, didukung Konfusianisme sebagai filsafat pedoman kerajaan.
Penguasa yang memerintah Joseon dinasti dengan seimbang sistem politik. Sebuah sistem ujian pegawai adalah saluran utama untuk merekrut pejabat pemerintah.
Ujian berfungsi sebagai tulang punggung untuk mobilitas sosial dan aktivitas intelektual selama periode. Konfusian masyarakat berorientasi Namun, sangat dihargai belajar akademik sementara meremehkan perdagangan dan manufaktur.
Selama masa pemerintahan Raja Sejong yang Agung (1418-1450), raja keempat Joseon, Korea belum pernah terjadi sebelumnya berbunga menikmati budaya dan seni. Di bawah bimbingan Raja Sejong, para sarjana di akademi kerajaan menciptakan alfabet Korea Hangeul. Saat itulah disebut Hunminjeongeum, atau "sistem fonetik yang tepat untuk mendidik rakyat."
Raja Sejong tertarik pada ilmu astronomi komprehensif. Sundials, jam air, surgawi bola dunia dan peta astronomi diproduksi atas permintaannya. Raja Sejo (r.1455-1468) kemudian mendirikan sebuah kerangka kelembagaan pemerintah dengan menerbitkan sebuah ringkasan tentang aturan hukum, yang disebut Gyeongguk Daejeon.
Pada tahun 1592, Jepang menginvasi semenanjung untuk membuka jalan bagi serangan ke Cina. Di laut, Laksamana Yi Sun-sin (1545-1598), salah satu tokoh yang paling dihormati dalam sejarah Korea, memimpin serangkaian manuver laut brilian melawan Jepang, penggelaran geobukseon (penyu kapal), yang diyakini menjadi kapal perang kuat pertama di dunia.


Dari awal abad ke-17, sebuah gerakan advokasi Silhak, atau praktis belajar, mendapatkan momentum yang cukup besar di kalangan sarjana berpikiran liberal-pejabat sebagai sarana membangun bangsa modern.
Mereka sangat dianjurkan perbaikan pertanian dan industri bersama dengan menyapu reformasi dalam distribusi tanah. Pemerintah konservatif aristokrat, bagaimanapun, tidak siap untuk mengakomodasi perubahan drastis seperti itu.
Di paruh kedua era Joseon, administrasi pemerintahan dan kelas atas datang ditandai oleh berulang faksionalisme. Untuk memperbaiki situasi politik yang tidak diinginkan, Raja Yeongjo (r.1724-1776) akhirnya mengadopsi kebijakan ketidakberpihakan. Dengan demikian, ia mampu memperkuat otoritas kerajaan dan mencapai stabilitas politik.
Raja Jeongjo (r.1776-1800) mempertahankan kebijakan ketidakberpihakan dan mendirikan perpustakaan kerajaan untuk melestarikan dokumen dan catatan kerajaan. Dia juga memprakarsai lain reformasi politik dan budaya. Periode ini menyaksikan dari Silhak mekar. Sejumlah ulama wrote progresif terkemuka bekerja merekomendasikan reformasi pertanian dan industri, tetapi hanya sedikit dari ide-ide mereka diadopsi oleh pemerintah

Readmore........>>>

Goryeo

Dinasti Goryeo (918-1392) ini didirikan oleh Wang Geon, seorang jenderal yang pernah menjabat di bawah Gungye, seorang pangeran pemberontak dari Kerajaan Silla. Memilih kota asalnya Songak (sekarang Gaeseong di Korea Utara) sebagai ibukota, Wang Geon mengumumkan tujuan pemulihan wilayah yang hilang dari Kerajaan Goguryeo di timur laut Cina.
Wang Geon menamai dinasti Goryeo, dari mana nama modern Korea berasal. Walaupun Dinasti Goryeo tidak bisa merebut kembali tanah yang hilang, itu mencapai budaya canggih diwakili oleh cheongja atau biru-hijau dan subur celadon tradisi Buddhis.
Tidak kurang penting adalah penemuan pertama di dunia jenis logam bergerak di 1234, yang mendahului Kitab Gutenberg dari Jerman oleh dua abad. Tentang waktu itu, terampil seniman Korea juga menyelesaikan tugas Hercules ukiran seluruh kanon Buddhis di woodblocks besar.
Woodblocks ini, berjumlah lebih dari 80.000, dimaksudkan untuk memohon Buddha pengaruh untuk tolakan penyerbu Mongol. Disebut Tripitaka Koreana, mereka sekarang disimpan di Kuil Haeinsa bersejarah.

Readmore........>>>

Silla Bersatu dengan Balhae

Pada pertengahan abad keenam, dalam Kerajaan Silla telah membawa di bawah kontrol semua kota-negara tetangga dalam Konfederasi Gaya.
Melalui aliansi dengan Dinasti Tang Cina, Silla menyatukan Semenanjung Korea di 668 dan melihat puncak kekuasaan dan kemakmuran di pertengahan abad kedelapan. Itu berusaha untuk mendirikan negara Buddha yang ideal. Bulguksa Temple dibangun pada periode Silla Bersatu. Namun, para Buddha tatanan sosial mulai menurun sebagai bangsawan semakin terlibat dalam kemewahan.
Silla telah ditolak Tang upaya untuk menaklukkan Goguryeo dan Baeche oleh 676. Kemudian pada 698, mantan orang-orang dari Goguryeo yang tinggal di tengah-selatan Manchuria mendirikan Kerajaan berdirinya. Balhae tidak hanya orang-orang dari Goguryeo, tetapi juga Malgal besar populasi.
Balhae mendirikan sebuah sistem pemerintahan yang berpusat sekitar lima daerah ibukota, yang model setelah Kerajaan Goguryeo struktur administratif. Balhae memiliki budaya yang maju yang berakar pada yang dari Goguryeo.
Balhae kemakmuran mencapai puncaknya pada paruh pertama abad kesembilan dengan pendudukan wilayah yang sangat luas sampai ke Sungai Amur di sebelah utara dan Kaiyuan di Manchuria tengah selatan ke barat. Ini juga mendirikan hubungan diplomatik dengan Turki dan Jepang. Balhae ada sampai 926, ketika dijatuhkan oleh Khitan. Banyak Balhae bangsawan, yang kebanyakan keturunan Goguryeo, bergerak ke arah selatan dan bergabung dengan Dinasti Goryeo yang baru didirikan

Readmore........>>>

Tiga Kerajaan dan Gaya

Kota-negara secara bertahap suku bersatu dalam liga dengan struktur politik kompleks yang pada akhirnya berkembang menjadi kerajaan. Di antara berbagai suku liga, Goguryeo (37 BC-AD 668), terletak di sepanjang jalan tengah dari Amnokgang (Yalu River), adalah orang pertama yang matang menjadi sebuah kerajaan.
Goguryeo yang agresif menaklukan pasukan suku-suku tetangga satu demi satu, dan pada tahun 313, mereka bahkan menduduki pos Lolang Cina.
Baekje (18 SM-660), yang tumbuh dari kota-negara yang terletak di sebelah selatan Sungai Hangang di sekitar hari sekarang Seoul, adalah kerajaan konfederasi lainnya yang serupa dengan Goguryeo. Selama masa pemerintahan Raja Geunchogo (r. 346-375), Baekje berkembang menjadi aristokrat yang terpusat dan negara.
Silla (57 SM-935 AD) terletak di sudut tenggara semenanjung dan pada awalnya yang paling lemah dan paling terbelakang dari tiga kerajaan.
Namun, karena secara geografis dihapus dari pengaruh cina, itu lebih terbuka terhadap praktek-praktek non-Cina dan ide. Masyarakat yang dibangun di atas perintah Buddha yang maju yang berorientasi kelas nyata, termasuk militer yang menampilkan korps yang unik pejuang aristokrat muda yang disebut Hwarang.
Gaya (42-562) dimulai sebagai jenis konfederasi, terbentuk ketika beberapa suku dari Sungai Nakdonggang datang bersama-sama.

Readmore........>>>

Gojoseon

Orang-orang mulai hidup di Semenanjung Korea dan sekitarnya dari sekitar 700.000 tahun yang lalu. Yang Neolitikum Umur mulai sekitar 8.000 tahun yang lalu. Peninggalan dari masa itu dapat ditemukan di daerah-daerah di seluruh Semenanjung Korea, terutama di daerah pesisir dan di daerah-daerah dekat sungai-sungai besar.Zaman Perunggu dimulai sekitar 1.500 hingga 2.000 B.C. di zaman sekarang Mongolia dan di semenanjung.
Seperti peradaban ini mulai terbentuk, berbagai suku Lioaning muncul di wilayah barat laut Manchuria dan Korea. Suku-suku ini diperintah oleh para pemimpin, yang Dangun, pendiri legendaris rakyat Korea, kemudian bersatu untuk membentuk Gojoseon (2333 SM). Tanggal pendirian sebuah bukti dari umur panjang sejarah Korea. Warisan ini juga merupakan sumber kebanggaan Korea yang memberikan kekuatan untuk bertahan dalam masa kesulitan.

Readmore........>>>

Letak Negara Korea

Korea terletak di Semenanjung Korea, yang meliputi 1.100 kilometer utara ke selatan. Semenanjung Korea terletak di bagian timur laut dari benua Asia, di mana perairan Korea bergabung dengan bagian paling barat dari Pasifik. Saham semenanjung utara perbatasan dengan Cina dan Rusia. Ke timur adalah Laut Timur, di luar Jepang yang terletak berdekatan. Untuk sebelah barat adalah Laut Kuning. Selain daratan, Korea menyertakan beberapa 3.200 pulau.
Korea mencakup total 223.170 kilometer persegi - ukuran hampir sama seperti Inggris Raya atau Ghana. Sekitar 45 persen dari wilayah ini, atau 100.032 kilometer persegi, ditanami dianggap daerah, tidak termasuk tanah reklamasi daerah. Pegunungan account selama dua-pertiga dari wilayah seperti Portugal, Hungaria atau Irlandia.
Pegunungan yang Taebaeksan menjalankan panjang penuh dari pantai timur, di mana gelombang cacian Laut Timur telah membentuk tebing-tebing curam dan berbatu pulau. Barat dan selatan lereng agak lembut, membentuk dataran dan banyak pulau-pulau lepas pantai dengan sisi masuk sarang lebah.
Fitur semenanjung begitu banyak pemandangan gunung-gunung dan sungai-sungai yang sering disamakan Korea negara mereka ke brokat bordiran indah. Puncak tertinggi di Gunung. Baekdusan di Korea Utara di sepanjang perbatasan utara menghadap ke Cina. Ini naik 2.744 meter di atas permukaan laut dan merupakan gunung berapi yang telah punah dengan danau kawah yang besar bernama Cheonji. Gunung dianggap sebagai simbol yang sangat penting dari semangat Korea dan disebutkan dalam lagu kebangsaan Korea.
Mengingat ukuran teritorialnya, Korea memiliki jumlah yang relatif besar sungai dan sungai. Jalur air ini memainkan peran penting dalam membentuk gaya hidup di Korea dan bangsa industrialisasi. Dua sungai terpanjang di Korea Utara adalah Amnokgang Sungai (Yalu, 790 kilometer) dan Dumangang Sungai (Tumen, 521 kilometer). Sungai-sungai ini berasal dari Mt. Baekdusan dan mengalir ke barat dan timur, masing-masing. Mereka membentuk perbatasan utara semenanjung.
Di bagian selatan semenanjung, yang Nakdonggang Sungai (521,5 kilometer) dan Hangang Sungai (481,7 kilometer) adalah dua saluran air besar. Sungai yang mengalir melalui Hangang Seoul, ibukota Korea, dan berfungsi sebagai penyelamat bagi penduduk terkonsentrasi di wilayah tengah Korea modern, sama seperti itu bagi orang-orang dari kerajaan-kerajaan kuno yang berkembang di sepanjang tepi sungai.
Mengelilingi semenanjung di tiga sisinya, samudra telah memainkan peran integral dalam kehidupan orang-orang Korea sejak zaman dahulu, memberikan kontribusi bagi pengembangan awal galangan kapal dan keterampilan navigasi.

Readmore........>>>

Rabu, 17 Februari 2010

Taekwondo

Taekwondo (juga dieja Tae Kwon Do, Taekwon-Do) adalah olahraga bela diri asal Korea yang juga populer di Indonesia, olah raga ini juga merupakan olahraga nasional Korea. Ini adalah seni bela diri yang paling banyak dimainkan di dunia[rujukan?] dan juga dipertandingkan di Olimpiade.
Dalam bahasa Korea, hanja untuk Tae berarti "menendang atau menghancurkan dengan kaki"; Kwon berarti "tinju"; dan Do berarti "jalan" atau "seni". Jadi, Taekwondo dapat diterjemahkan dengan bebas sebagai "seni tangan dan kaki" atau "jalan" atau "cara kaki dan kepalan". Popularitas taekwondo telah menyebabkan seni ini berkembang dalam berbagai bentuk. Seperti banyak seni bela diri lainnya, taekwondo adalah gabungan dari teknik perkelahian, bela diri, olahraga, olah tubuh, hiburan, dan filsafat.
Meskipun ada banyak perbedaan doktriner dan teknik di antara berbagai organisasi taekwondo, seni ini pada umumnya menekankan tendangan yang dilakukan dari suatu sikap bergerak, dengan menggunakan daya jangkau dan kekuatan kaki yang lebih besar untuk melumpuhlan lawan dari kejauhan. Dalam suatu pertandingan, tendangan berputar, 45 derajat, depan, kapak dan samping adalah yang paling banyak dipergunakan; tendangan yang dilakukan mencakup tendangan melompat, berputar, skip dan menjatuhkan, seringkali dalam bentuk kombinasi beberapa tendangan. Latihan taekwondo juga mencakup suatu sistem yang menyeluruh dari pukulan dan pertahanan dengan tangan, tetapi pada umumnya tidak menekankan grappling (pergulatan).

Tiga materi dalam latihan

  1. Poomse atau rangkaian jurus adalah rangkaian teknik gerakan dasar serangan dan pertahanan diri, yang dilakukan melawan lawan yang imajiner, dengan mengikuti diagram tertentu. Setiap diagram rangkaian gerakan poomse didasari oleh filosofi timur yang menggambarkan semangat dan cara pandang bangsa Korea.
  2. Kyukpa atau teknik pemecahan benda keras adalah latihan teknik dengan memakai sasaran/obyek benda mati, untuk mengukur kemampuan dan ketepatan tekniknya. Obyek sasaran yang biasanya dipakai antara lain papan kayu, batu bata, genting, dan lain-lain. Teknik tersebut dilakukan dengan tendangan, pukulan, sabetan, bahkan tusukan jari tangan.
  3. Kyoruki atau pertarungan adalah latihan yang mengaplikasikan teknik gerakan dasar atau poomse, dimana dua orang yang bertarung saling mempraktekkan teknik serangan dan teknik pertahanan diri.

Filosofi sabuk pada Tae Kwon Do

  • Putih melambangkan kesucian, awal/dasar dari semua warna,permulaan.(mempelajari jurus dasar (taeguk) 1)
  • Kuning melambangkan bumi,disinilah mulai ditanamkan dasar-dasar TKD dengan kuat.?(mempelajari jurus dasar (taeguk) 2 dan 3).Sebelum naik sabuk hijau biasanya naik ke sabuk kuning strip hijau terlebih dulu.
  • Hijau melambangkan hijaunya pepohonan,pada saat inilah dasar TKD mulai ditumbuhkembangkan.(mempelajari taeguk 4 dan 5).Sebelum naik ke sabuk biru biasanya naik ke sabuk hijau strip biru terlebih dulu.
  • Biru melambangkan birunya langit yang menyelimuti bumi dan seisinya,memberi arti bahwa kita harus mulai mengetahui apa yang telah kita pelajari.(mempelajari taeguk 6 dan 7).Sebelum naik sabuk merah biasanya naik ke sabuk biru strip merah terlebih dulu.
  • Merah melambangkan matahari artinya bahwa kita mulai menjadi pedoman bagi orang lain dan mengingatkan harus dapat mengontrol setiap sikap dan tindakan kita.(mempelajari taeguk 8, 9, dan 10). Sebelum naik sabuk hitam, biasanya naik ke sabuk merah strip dua dan merah strip satu dahulu. Maksud dari matahari adalah tingkaran di mana seorang sabuk merah memberi kehangatan atau dalam arti denotasi mulai memberi ilmu atau bimbingan.
  • Hitam melambangkan akhir,kedalaman,kematangan dalam berlatih dan penguasaan diri kita dari takut dan kegelapan.Hitam memiliki tahapan dari Dan 1 hingga Dan 10. Juga melambangkan alam semesta.

Terminologi Tae Kwon Do

  1. Sabeum = Instruktur
  2. Sabeum Nim = Instruktur Kepala
  3. Seonbae = Senior
  4. Hubae = Junior
  5. Tae Kwon Do Junshin = Prinsip Ajaran Tae Kwon Do
  6. Muknyeom = Meditasi
  7. Dobok = Seragam Tae Kwon Do
  8. Ti = Sabuk Latihan
  9. Oen = Kiri
  10. Oreon = Kanan
  11. Joonbi = Siap
  12. Sijak = Mulai (Tanpa Komando(biasa dilakukan di poomse))
  13. Kalryeo = Stop
  14. Keysok = Lanjutkan
  15. Keuman = Selesai
  16. A Nee = Tidak
  17. Yee = Ya
  18. Eolgol = Sasaran atas
  19. Moumtong = Sasaran tengah
  20. Arae = Sasaran bawah
  21. Kyungrye = hormat
  22. chariot= mempersiapkan diri
  23. nici= sekian
  24. belci ki manisi= tempat istirahat
  25. menicip= pengawas taekwondo
  26. dobeon= dua kali
  27. sambeon= tiga kali
  28. iljang= satu
  29. ijang= dua
  30. samjang= tiga
  31. sahjang= empat
  32. ohjang= lima
  33. yukjang= enam
  34. chiljang= tujuh
  35. paljang= delapan

Pukulan, Tendangan, dan Tangkisan

Pukulan

  • Yeop Jireugi = Pukulan Samping
  • Chi Jireugi = Pukulan Dari Bawah Keatas
  • Dolryeo Jireugi = Pukulan Mengait
  • Pyojeok Jireugi = Pukulan Dengan Sasaran
  • momtong jireugi= pukulan mengarah ke tengah(pukulan mengarah ke ulu hati)
  • are jireugi= pukulan ke bawah
  • oreon jireugi= pukulan dengan tangan kanan yang dilakukan sambil menendang(ap chagi)
  • Eolgol jireugi=pukulan ke atas (pukulan mengarah ke kepala)
  • hengek= menunduk
  • ap chumbi= siap

Tendangan

  • Ap Chagi = Tendangan Kedepan
  • Dollyo Chagi = Tendangan Melingkar Depan
  • Yeop Chagi = Tendangan Samping
  • Dwi Chagi = Tendangan Kebelakang(sasaran=tengah)
  • Twieo Dwi Chagi = Tendangan kebelakang Yang Dilakukan Sambil Melompat
  • goley chagi= tendangan double
  • sip chagi an chagi= tendangan yang dilakukan sambil melompat dan tangkisan aremaki
  • eolgol ap chagi = tendangan mengarah ke atas yang menyamping (tendangan ke arah kepala)
  • momtong ap chagi=tendangan mengarah ke tengah(mengarah ke perut)
  • penriyti chagi= tendangan keliling.
  • Dwi Hurigi=tendangan kebelakang miring dengan sasaran kepala
  • Del'o ap chagi=tendangan ke arah kepala menggunakan tumit dan tidak miring

Tangkisan

  • aremaki = Tangkisan bawah
  • Elgol Ceceumaki = Tangkisan ke arah kepala
  • Bakat Momtong Bakat Maki = Tangkisan dari arah dalam menggunakan bagian dalam lengan bawah.
  • Bakat Momtong An Maki = Tangkisan dari arah dalam menggunakan bagian luar lengan bawah.
  • An Maki = tangkisan darri arah luar.
  • bina maki an maki= tangkisan yang dimulai dari lengan bawah dan saat masuk ke dalam harus melalui lengan atas.
  • am palmok mongtong bakat maki= tangkisan ke arah lengan bawah
Taekwondo
Hangul 태권도
Hanja 跆拳道
Alih aksara
Baru
Taegwondo
McCune-
Reischauer
T'aekwŏndo

Readmore........>>>

Taekkyeon

Taekkyeon adalah sebuah seni bela diri tradisional yang berasal dari Korea. Taekkyeon yang mempunyai gerakan seperti orang menari dianggap sebagai cikal bakal beladiri taekwondo moderen serta merupakan salah satu olahraga yang tertua di Korea. Lukisan dinding kerajaan Goguryeo yang tergambar di situs Makam Samsil memperlihatkan masyarakat Korea sudah mempraktikkan taekkyeon sejak zaman Goguryeo. Seni bela diri ini kemudian dimainkan di dalam masyarakat Silla[1][2]. Rekaman tertulis yang menuliskan catatan pertama mengenai taekkyeon adalah buku Manmulmo atau Jaemulmo yang ditulis tahun 1790 oleh Lee Sung-ji pada masa Dinasti Joseon.[3]
Taekkyeon pada awalnya merupkan pecahan daripada cabang beladiri lain yakni Subak.[4] Walau sejarah awalnya kurang diketahui, taekkyeon masih dimainkan sampai sekarang. Pada akhir abad ke-19, hanya terdapat satu-satunya kompetisi taekkyeon yang diadakan tiap tahunnya di Korea. Pada zaman keemasannya, taekkyeon bahkan digemari oleh raja dan banyak kompetisi yang diselenggarakan.[5] Namun, pada akhirnya olahraga ini dibatasi dikarenakan di setiap kompetisinya diikuti oleh perjudian pada saat itu.
Pada masa penjajahan Jepang, taekkyeon dilarang dimainkan. Semenjak didaftarkan ke dalam Warisan Budaya Nonbendawi Korea Selatan No.76 pada tanggal 1 Juni 1983, taekkyeon mulai mengalami kebangkitan kembali.

Teknik

Taekkyeon mempunyai teknik mengunci, menanduk, menendang yang sangat bervariasi. Gerakkannya sangat ringan dan lentur, seperti orang yang menari dan terus menerus bergerak. Walau banyak yang menganggap taekkyeon mirip taekwondo, sebenarnya teknik dan prinsipnya sangat berbeda jauh.
Taekkyeon memakai banyak jurus sapuan tendangan bawah yang seakan membentuk bulan sabit. Gerakan tendangan bawah terdiri dari 10 jurus berbeda yang dinamakan "ddanjuk".
Saat taekkyeon dipertandingkan sebagai kompetisi, teknik-teknik yang diizinkan hanyalah gerakan tendangan dan mengunci. Nilai didapat saat berhasil menjatuhkan lawan ke tanah atau keluar ring, juga pada saat tendangan mengenai kepala lawan. Gerakan-gerakan tangan atau menanduk apalagi melukai lawan sama sekali tidak diperbolehkan. Tendangan yang mengarah pada kepala umumnya cukup keras, tetapi tidak diizinkan dengan kekuatan penuh. Pemenang kompetisi kdang-kadang diputuskan dengan 3 kali kejatuhan yang dianggap paling bagus. Kontestan yang pertama kali menciptakan skor 2 poin dianggap menang. Namun aturan yang berbeda-beda diterapkan oleh masing-masing asosiasi taekkyeon yang sah. Bagi orang awam, pertandingan mungkin terlihat terlalu berhati-hati, namun sebenarnya terasa menegangkan bagi kedua kontestan. Keduanya mungkin akan berputar-putar atau berganti-ganti gerakan kaki sebelum melakukan tendangan keras secara tiba-tiba.

Perkembangan saat ini

Pada tahun 1987, seorang yang sangat berpengaruh atas perkembangan olahraga taekkyeon, Song Duk-ki yang juga dianugerahi Harta Nasional Bergerak oleh pemerintah Korea Selatan, tutup usia pada usia 94 tahun.[6] Lalu pada tahun yang sama, Shin Han-seung, tokoh yang meregistrasi taekkyeon sebagai daftar Warisan Budaya Nonbendawi juga meninggal dunia. Sejak saat itu hanya terdapat 3 kelompok asosiasi taekkyeon, yakni The Korea Taekgyeon Association (KTA), The Korea Traditional Taekkyeon Association (KTTA) dan The Kyulyun Taekyun Association (KTK).

Readmore........>>>

Ssireum

Ssireum adalah jenis olahraga gulat tradisional dari Korea.

Sejarah

Ssireum merupakan olahraga tertua di Korea yang sudah dipraktikkan sejak zaman prasejarah.[1] Pada masa lalu, masyarakat Korea melindungi diri daripada ancaman musuh dengan mengembangkan ilmu beladiri. Ssireum bermula dari gerakan-gerakan mencengkeram dengan tangan dan lama kelamaan gerakan baru mulai diciptakan. Pda zaman Tiga Kerajaan, ssireum dimainkan untuk kompetisi dan tujuan militer. Lukisan ssireum tergambar pada Situs Makam Goguryeo (37 SM-660 M) yang dinamakan Gakjeochong (角抵塚). Bukti tertulis paling awal menyebutkan informasi tentang ssireum adalah teks Cina dari Kitab Hou Han yang menuliskan kehidupan masyarakat Korea pada masa lampau.
Olahraga ssireum semakin menyebar dengan pesat pada masa Dinasti Joseon (1394-1910). Pada saat itu, kompetisi-kompetisi ssireum diadakan secara meriah pada hari-hari raya dan festival-festival besar di musim panas dan musim gugur. Para pemenang biasanya mendapat hadiah seperti sapi atau hasil-hasil pertanian.

Etimologi

Berdasarkan catatan dan teks sejarah, pada masa lalu ssireum disebut dengan banyak istilah seperti gakjeo, gakhui, gakryeok, gakgi, chihui, sangbak dan jaenggyo yang menjelaskan berbagai pengembangan teknik-teknik ssireum. Kata "gak" (角) berasal dari aksara Cina yang bermakna sebuah perkelahian yang saling dilakukan oleh 2 ekor hewan seperti sapi untuk mempertunjukkan kekuatan fisik. Orang Cina kuno juga menyebut teknik bergulat ala Korea dengan istilah Goguryeo-gi (高句麗技). Istilah "ssireum" mulai banyak dipakai sejak 1920-an.

Kompetisi

Kompetisi ssireum dipertandingkan di dalam lingkaran yang berdiameter sekitar 7 meter yang diberi batas gundukan pasir. Pertama-pertama dua orang pegulat saling mencengkeram sabuk pinggang (satba) milik lawannya dengan posisi berlutut, posisi ini dinamakan (baro japki). Setelah aba-aba diberikan, 2 kontestan mulai bangkit dan saling berusaha menjatuhkan. Pemenang akan ditentukan jika berhasil menjatuhkan lawan ke tanah jika yang terkena adalah bagian lutut atau bagian tubuh yang lebih tinggi di atas lutut.[2] Kemenangan seorang pegulat akan dinilai dari 3 kali kejatuhan lawan yang dianggap paling bagus.
Saat ini juga terdapat pertandingan ssireum untuk wanita yang dipertandingkan dengan peraturan yang sama dengan pertandingan ssireum pria, bedanya hanyalah pakaian yang dikenakan.
Ada 4 kelas yang biasa dipertandingkan antara lain: kelas bulu (Taebaek), kelas ringan (Geumgang), kelas ringan utama (Halla) dan berat (Baekdu). Nama kelas-kelas ini diambil dari nama 4 puncak gunung utama di Korea.
Pada zaman dahulu, para pegulat hanya mengenakan celana panjang tradisional yang memiliki gulungan tebal guna menjadi pegangan atau cengkeraman saat bertanding. Pengganti celana tradisional adalah satba, sabuk yang dikenakan di pinggang. Satba mulai dikenalkan sejak 1950-an dan celana tradisional sudah tidak dipakai lagi.
Saat ini olahraga ssireum dianggap banyak orang tidak sebagus prospek taekwondo atau hapkido yang sudah diterima di luar negeri. Liga profesional ssireum kurang digemari dan banyak pegulat yang beralih ke olahraga lain. Saat ini organisasi yang menaungi ssireum di Korea adalah Korea Ssireum Organization.

Readmore........>>>

Karate

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Karate (空 手 道) adalah seni bela diri yang berasal dari Jepang. Seni bela diri karate dibawa masuk ke Jepang lewat Okinawa. Seni bela diri ini pertama kali disebut "Tote” yang berarti seperti “Tangan China”. Waktu karate masuk ke Jepang, nasionalisme Jepang pada saat itu sedang tinggi-tingginya, sehingga Sensei Gichin Funakoshi mengubah kanji Okinawa (Tote: Tangan China) dalam kanji Jepang menjadi ‘karate’ (Tangan Kosong) agar lebih mudah diterima oleh masyarakat Jepang. Karate terdiri dari atas dua kanji. Yang pertama adalah ‘Kara’ 空 dan berarti ‘kosong’. Dan yang kedua, ‘te’ 手, berarti ‘tangan'. Yang dua kanji bersama artinya “tangan kosong” 空手 (pinyin: kongshou).
Menurut Zen-Nippon Karatedo Renmei/Japan Karatedo Federation (JKF) dan World Karatedo Federation (WKF), yang dianggap sebagai gaya karate yang utama yaitu:

  1. Shotokan
  2. Goju-Ryu
  3. Shito-Ryu
  4. Wado-Ryu
Keempat aliran tersebut diakui sebagai gaya Karate yang utama karena turut serta dalam pembentukan JKF dan WKF.
Namun gaya karate yang terkemuka di dunia bukan hanya empat gaya di atas itu saja. Beberapa aliran besar seperti Kyokushin , Shorin-ryu dan Uechi-ryu tersebar luas ke berbagai negara di dunia dan dikenal sebagai aliran Karate yang termasyhur, walaupun tidak termasuk dalam "4 besar WKF".
Di negara Jepang, organisasi yang mewadahi olahraga Karate seluruh Jepang adalah JKF. Adapun organisasi yang mewadahi Karate seluruh dunia adalah WKF (dulu dikenal dengan nama WUKO - World Union of Karatedo Organizations). Ada pula ITKF (International Traditional Karate Federation) yang mewadahi karate tradisional. Adapun fungsi dari JKF dan WKF adalah terutama untuk meneguhkan Karate yang bersifat "tanpa kontak langsung", berbeda dengan aliran Kyokushin atau Daidojuku yang "kontak langsung".
Latihan dasar karate terbagi tiga seperti berikut:
  1. Kihon, yaitu latihan teknik-teknik dasar karate seperti teknik memukul, menendang dan menangkis.
  2. Kata, yaitu latihan jurus atau bunga karate.
  3. Kumite, yaitu latihan tanding atau sparring.
Pada zaman sekarang karate juga dapat dibagi menjadi aliran tradisional dan aliran olah raga. Aliran tradisional lebih menekankan aspek bela diri dan teknik tempur sementara aliran olah raga lebih menumpukan teknik-teknik untuk pertandingan olah raga.

Karatedo.svg
Karate
(空手)
Hanashiro Chomo.jpg
Hanashiro Chomo
Nama lain Karate-dō (空手道)
Fokus Striking
Tingkat kekerasan Kontak penuh
Negara asal Bendera Jepang Japan (Ryukyu Islands dan Seni bela diri Cina kenpō dan kemudian dikembangkan di Jepang)
Pencipta Sakukawa Kanga; Matsumura Sokon; Itosu Anko; Gichin Funakoshi
Seni pendahulu Seni bela diri China, Seni bela diri asli dari Ryukyu Islands (Naha-te, Shuri-te, Tomari-te)
Olahraga Olimpiade Tidak
Karate (空 手 道) adalah seni bela diri yang berasal dari Jepang. Seni bela diri karate dibawa masuk ke Jepang lewat Okinawa. Seni bela diri ini pertama kali disebut "Tote” yang berarti

Teknik Karate

Teknik Karate terbagi menjadi tiga bagian utama : Kihon (teknik dasar), Kata(jurus) dan Kumite (pertarungan). Murid tingkat lanjut juga diajarkan untuk menggunakan senjata seperti tongkat (bo) dan ruyung (nunchaku).

Kihon

Kihon (基本:きほん, Kihon?) secara harfiah berarti dasar atau fondasi. Praktisi Karate harus menguasai Kihon dengan baik sebelum mempelajari Kata dan Kumite.
Pelatihan Kihon dimulai dari mempelajari pukulan dan tendangan (sabuk putih) dan bantingan (sabuk coklat). Pada tahap dan atau Sabuk Hitam, siswa dianggap sudah menguasai seluruh kihon dengan baik.

Kata

Kata (型:かた) secara harfiah berarti bentuk atau pola. Kata dalam karate tidak hanya merupakan latihan fisik atau aerobik biasa. Tapi juga mengandung pelajaran tentang prinsip bertarung. Setiap Kata memiliki ritme gerakan dan pernapasan yang berbeda.
Dalam Kata ada yang dinamakan Bunkai. Bunkai adalah aplikasi yang dapat digunakan dari gerakan-gerakan dasar Kata.
Setiap aliran memiliki perbedaan gerak dan nama yang berbeda untuk tiap Kata. Sebagai contoh : Kata Tekki di aliran Shotokan dikenal dengan nama Naihanchi di aliran Shito Ryu. Sebagai akibatnya Bunkai (aplikasi kata) tiap aliran juga berbeda.

Kumite

Kumite (組手:くみて) secara harfiah berarti "pertemuan tangan". Kumite dilakukan oleh murid-murid tingkat lanjut (sabuk biru atau lebih). Tetapi sekarang, ada dojo yang mengajarkan kumite pada murid tingkat pemula (sabuk kuning). Sebelum melakukan kumite bebas (jiyu Kumite) praktisi mempelajari kumite yang diatur (go hon kumite) atau (yakusoku kumite). Untuk kumite aliran olahraga, lebih dikenal dengan Kumite Shiai atau Kumite Pertandingan.
Untuk aliran Shotokan di Jepang, kumite hanya dilakukan oleh siswa yang sudah mencapai tingkat dan (sabuk hitam). Praktisi diharuskan untuk dapat menjaga pukulannya supaya tidak mencederai kawan bertanding.
Untuk aliran "kontak langsung" seperti Kyokushin, praktisi Karate sudah dibiasakan untuk melakukan kumite sejak sabuk biru strip. Praktisi Kyokushin diperkenankan untuk melancarkan tendangan dan pukulan sekuat tenaganya ke arah lawan bertanding.
Untuk aliran kombinasi seperti Wado-ryu, yang tekniknya terdiri atas kombinasi Karate dan Jujutsu, maka Kumite dibagi menjadi dua macam, yaitu Kumite untuk persiapan Shiai, yang dilatih hanya teknik-teknik yang diperbolehkan dalam pertandingan, dan Goshinjutsu Kumite atau Kumite untuk beladiri, semua teknik dipergunakan, termasuk jurus-jurus Jujutsu seperti bantingan, kuncian, dan menyerang titik vital.

Pertandingan Karate

Pertandingan karate dibagi atas dua jenis yaitu :
  1. Kumite (perkelahian) putera dan puteri
  2. Kata (jurus) putera dan puteri

Kumite

Kumite dibagi atas kumite perorangan dengan pembagian kelas berdasarkan berat badan dan kumite beregu tanpa pembagian kelas berat badan (khusus untuk putera). Sistem pertandingan yang dipakai adalah reperchance (WUKO) atau babak kesempatan kembali kepada atlet yang pernah dikalahkan oleh sang juara. Pertandingan dilakukan dalam satu babak (2-3 menit bersih) dan 1 babak perpanjangan kalau terjadi seri, kecuali dalam pertandingan beregu tidak ada waktu perpanjangan. Dan jika masih pada babak perpanjangan masih mengalami nilai seri, maka akan diadakan pemilihan karateka yang paling ofensif dan agresif sebagai pemenang.

Kata

Pada pertandingan kata yang diperagakan adalah keindahan gerak dari jurus, baik untuk putera maupun puteri. Sesuai dengan Kata pilihan atau Kata wajib dalam peraturan pertandingan.
Para peserta harus memperagakan Kata wajib. Bila lulus, peserta akan mengikuti babak selanjutnya dan dapat memperagakan Kata pilihan.
Pertandingan dibagi menjadi dua jenis: Kata perorangan dan Kata beregu. Kata beregu dilakukan oleh 3 orang. Setelah melakukan peragaan Kata , para peserta diharuskan memperagakan aplikasi dari Kata (bunkai). Kata beregu dinilai lebih prestisius karena lebih indah dan lebih susah untuk dilatih.
Menurut standar JKF dan WKF, yang diakui sebagai Kata Wajib adalah hanya 8 Kata yang berasal dari perguruan 4 Besar JKF, yaitu Shotokan, Wado-ryu, Goju-ryu and Shito-ryu, dengan perincian sebagai berikut:
  • Shotokan : Kankudai dan Jion.
  • Wado-ryu : Seishan dan Chinto.
  • Goju-ryu : Saifa dan Seipai.
  • Shito-ryu: Seienchin dan Bassaidai.
Karateka dari aliran selain 4 besar tidak dilarang untuk ikut pertandingan Kata JKF dan WKF, hanya saja mereka harus memainkan Kata sebagaimana dimainkan oleh perguruan 4 besar di atas.

Luas lapangan

  • Lantai seluas 8 x 8 meter, beralas papan atau matras di atas panggung dengan ketinggian 1 meter dan ditambah daerah pengaman berukuran 2 meter pada tiap sisi.
  • Arena pertandingan harus rata dan terhindar dari kemungkinan menimbulkan bahaya.
Pada Kumite Shiai yang biasa digunakan oleh FORKI yang mengacu peraturan dari WKF, idealnya adalah menggunakan matras dengan lebar 10 x 10 meter. Matras tersebut dibagi kedalam tiga warna yaitu putih, merah dan biru. Matras yang paling luar adalah batas jogai dimana karate-ka yang sedang bertanding tidak boleh menyentuh batas tersebut atau akan dikenakan pelanggaran. Batas yang kedua lebih dalam dari batas jogai adalah batas peringatan, sehingga karate-ka yang sedang bertanding dapat memprediksi ruang arena dia bertanding. Sisa ruang lingkup matras yang paling dalam dan paling banyak dengan warna putih adalah arena bertanding efektif.

Peralatan ddalam pertandingan karate

Peralatan yang diperlukan dalam pertandingan karate
  1. Pakaian karate (karategi) untuk kontestan
  2. Pelindung tangan
  3. Pelindung tulang kering
  4. Ikat pinggang (Obi) untuk kedua kontestan berwarna merah/aka dan biru/ao
  5. Alat-alat lain yang diperbolehkan tapi bukan menjadi keharusan adalah:
    • Pelindung gusi (di beberapa pertandingan menjadi keharusan)
    • Pelindung tubuh untuk kontestan putri
    • Pelindung selangkangan untuk kontestan putera
  6. Peluit untuk arbitrator/alat tulis
  7. Seragam wasit/juri
    • Baju putih
    • Celana abu-abu
    • Dasi merah
    • Sepatu karet hitam tanpa sol
  8. Papan nilai
  9. Administrasi pertandingan
  10. Lampu merah, hijau, kuning sebagai tanda waktu pertandingan dengan pencatat waktu (stop watch).
Tambahan: Khusus untuk Kyokushin, pelindung yang dipakai hanyalah pelindugn selangkangan untuk kontestan putra. Sedangkan pelindung yang lain tidak diperkenankan.

Falsafah Karate

Rakka (Bunga yang berguguran)
Ia adalah konsep bela diri atau pertahanan di dalam karate. Ia bermaksud setiap teknik pertahanan itu perlu dilakukan dengan bertenaga dan mantap agar dengan menggunakan satu teknik pun sudah cukup untuk membela diri sehingga diumpamakan jika teknik itu dilakukan ke atas pokok, maka semua bunga dari pokok tersebut akan jatuh berguguran. Contohnya jika ada orang menyerang dengan menumbuk muka, si pengamal karate boleh menggunakan teknik menangkis atas. Sekiranya tangkisan atas itu cukup kuat dan mantap, ia boleh mematahkan tangan yang menumbuk itu. Dengan itu tidak perlu lagi membuat serangan susulan pun sudah cukup untuk membela diri.
Mizu No Kokoro (Minda itu seperti air)
Konsep ini bermaksud bahwa untuk tujuan bela diri, minda (pikiran) perlulah dijaga dan dilatih agar selalu tenang. Apabila minda tenang, maka mudah untuk pengamal bela diri untuk mengelak atau menangkis serangan. Minda itu seumpama air di danau. Bila bulan mengambang, kita akan dapat melihat bayangan bulan dengan terang di danau yang tenang. Sekiranya dilontar batu kecil ke danautersebut, bayangan bulan di danau itu akan kabur.

Aliran Karate

Seperti telah disinggung diatas, ada banyak aliran Karate di Jepang, dan sebagian dari aliran-aliran tersebut sudah masuk ke Indonesia.
Adapun ciri khas dan latar belakang dari berbagai aliran Karate yang termasuk dalam "4 besar JKF" adalah sebagai berikut:

Shotokan

Shoto adalah nama pena Gichin Funakoshi, Kan dapat diartikan sebagai gedung/bangunan - sehingga shotokan dapat diterjemahkan sebagai Perguruan Funakoshi. Gichin Funakoshi merupakan pelopor yang membawa ilmu karate dari Okinawa ke Jepang. Aliran Shotokan merupakan akumulasi dan standardisasi dari berbagai perguruan karate di Okinawa yang pernah dipelajari oleh Funakoshi. Berpegang pada konsep Ichigeki Hissatsu, yaitu satu gerakan dapat membunuh lawan. Shotokan menggunakan kuda-kuda yang rendah serta pukulan dan tangkisan yang keras. Gerakan Shotokan cenderung linear/frontal, sehingga praktisi Shotokan berani langsung beradu pukulan dan tangkisan dengan lawan.

Goju-ryu

Goju memiliki arti keras-lembut. Aliran ini memadukan teknik keras dan teknik lembut, dan merupakan salah satu perguruan karate tradisional di Okinawa yang memiliki sejarah yang panjang. Dengan meningkatnya popularitas Karate di Jepang (setelah masuknya Shotokan ke Jepang), aliran Goju ini dibawa ke Jepang oleh Chojun Miyagi. Miyagi memperbarui banyak teknik-teknik aliran ini menjadi aliran Goju-ryu yang sekarang, sehingga banyak orang yang menganggap Chojun Miyagi sebagai pendiri Goju-ryu. Berpegang pada konsep bahwa "dalam pertarungan yang sesungguhnya, kita harus bisa menerima dan membalas pukulan". Sehinga Goju-ryu menekankan pada latihan SANCHIN atau pernapasan dasar, agar para praktisinya dapat memberikan pukulan yang dahsyat dan menerima pukulan dari lawan tanpa terluka. Goju-ryu menggunakan tangkisan yang bersifat circular serta senang melakukan pertarungan jarak rapat.

Shito-ryu

Aliran Shito-ryu terkenal dengan keahlian bermain KATA, terbukti dari banyaknya KATA yang diajarkan di aliran Shito-ryu, yaitu ada 30 sampai 40 KATA, lebih banyak dari aliran lain. Namun yang tercatat di soke/di Jepang ada 111 kata beserta bunkainya. Sebagai perbandingan, Shotokan memiliki 25, Wado memiliki 17, Goju memiliki 12 KATA. Dalam pertarungan, ahli Karate Shito-ryu dapat menyesuaikan diri dengan kondisi, mereka bisa bertarung seperti Shotokan secara frontal, maupun dengan jarak rapat seperti Goju.

Wado-ryu

Wado-ryu adalah aliran Karate yang unik karena berakar pada seni beladiri Shindo Yoshin-ryu Jujutsu, sebuah aliran beladiri Jepang yang memiliki teknik kuncian persendian dan lemparan. Sehingga Wado-ryu selain mengajarkan teknik Karate juga mengajarkan teknik kuncian persendian dan lemparan/bantingan Jujutsu. DIdalam pertarungan, ahli Wado-ryu menggunakan prinsip Jujutsu yaitu tidak mau mengadu tenaga secara frontal, lebih banyak menggunakan tangkisan yang bersifat mengalir (bukan tangkisan keras), dan terkadang menggunakan teknik Jujutsu seperti bantingan dan sapuan kaki untuk menjatuhkan lawan. Akan tetapi, dalam pertandingan FORKI dan JKF, para praktisi Wado-ryu juga mampu menyesuaikan diri dengan peraturan yang ada dan bertanding tanpa menggunakan jurus-jurus Jujutsu tersebut.
Sedangkan aliran Karate lain yang besar walaupun tidak termasuk dalam "4 besar JKF" antara lain adalah:

Kyokushin

Kyokushin tidak termasuk dalam 4 besar Japan Karatedo Federation. Akan tetapi, aliran ini sangat terkenal baik didalam maupun diluar Jepang, serta turut berjasa mempopulerkan Karate di seluruh dunia, terutama pada tahun 1970an. Aliran ini didirikan oleh Sosai Masutatsu Oyama. Nama Kyokushin mempunyai arti kebenaran tertinggi. Aliran ini menganut sistem Budo Karate, dimana praktisi-praktisinya dituntut untuk berani melakukan full-contact kumite, yakni tanpa pelindung, untuk mendalami arti yang sebenarnya dari seni bela diri karate serta melatih jiwa/semangat keprajuritan (budo). Aliran ini juga menerapkan hyakunin kumite (kumite 100 orang) sebagai ujian tertinggi, dimana karateka diuji melakukan 100 kumite berturut-turut tanpa kalah. Sosai Oyama sendiri telah melakukan kumite 300 orang. Adalah umum bagi praktisi aliran ini untuk melakukan 5-10 kumite berturut-turut.

Shorin-ryu

Aliran ini adalah aliran Karate yang asli berasal dari Okinawa. Didirikan oleh Shoshin Nagamine yang didasarkan pada ajaran Yasutsune Anko Itosu, seorang guru Karate abad ke 19 yang juga adalah guru dari Gichin Funakoshi, pendiri Shotokan Karate. Dapat dimaklumi bahwa gerakan Shorin-ryu banyak persamaannya dengan Shotokan. Perbedaan yang mencolok adalah bahwa Shorin-ryu juga mengajarkan bermacam-macam senjata, seperti Nunchaku, Kama dan Rokushaku Bo.

Uechi-ryu

Aliran ini adalah aliran Karate yang paling banyak menerima pengaruh dari beladiri China, karena pencipta aliran ini, Kanbun Uechi, belajar beladiri langsung di provinsi Fujian di China. Oleh karena itu, gerakan dari aliran Uechi-ryu Karate sangat mirip dengan Kungfu aliran Fujian, terutama aliran Baihequan (Bangau Putih).

Readmore........>>>